Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan mengingatkan warga masyarakat khususnya Panitia Idul Adha 1441 Hijriah untuk tidak menggunakan kantong plastik sebagai pembungkus daging kurban yang akan dibagikan.
 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan Suryanto menyebutkan langkah tersebut sudah mulai dilakukan pada Idul Adha 1440 Hijriah atau hari raya kurban tahun 2019.

“Jadi saya kembali mengingatkan bahwa panitia kurban bisa menggunakan pilihan bahan lain yang bukan plastik sebagai alat pembungkus daging kurban. Bisa juga para penerima daging kurban membawa wadahnya sendiri,” kata Suryanto di Balikpapan, Senin.

Dengan demikian diharapkan produksi sampah kota tetap bisa ditekan.

Bahan alternatif yang disarankan antara lain besek atau wadah dari anyaman bambu. Tahun lalu, sejumlah panitia kurban menggunakan wadah ini.

“Hanya besek itu perlu jauh-jauh hari untuk mengadakannya. Tahun ini kami tidak sempat pesan. Gantinya di kupon untuk mengambil dagingnya kami beri pengumuman untuk membawa wadah masing-masing,” kata Noviyanti, panitia kurban di Taman Bukit Sari, Balikpapan Utara.

Dengan begitu, diharapkan sampah selama perayaan Idul Adha tidak akan bertambah secara signifikan.

Pada tahun 2016, produksi sampah Balikpapan sudah mencapai sekitar 411 ton per hari. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang terus berkurang dan kesadaran penyelamatan lingkungan, di Balikpapan mulai dijalankan sejumlah gerakan pengurangan produksi sampah plastik, termasuk di dalamnya penanganan sampah jenis lain.

Pemerintah Kota memulai dengan melarang toko swalayan atau ritel modern memberikan kantong plastik sebagai wadah belanjaan bagi pelanggan dengan gratis. Kantong plastik masih tersedia namun berbayar, tidak lagi gratis seperti sedianya.

Tahapan berikutnya, pemberian kantong plastik sepenuhnya dilarang di toko swalayan atau toko-toko modern lainnya. Tidak ada lagi kantong plastik, bahkan yang berbayar pun tidak ada.

“Gantinya, di toko kami menyediakan tas belanja dari kain atau bahan yang awet sehingga bisa dipakai berkali-kali,” kata Nita, kasir di Maxi Swalayan. Bila diperlukan juga disediakan kotak-kotak karton atau kardus untuk membawa belanjaaan pelanggan.

Gerakan ini sukses mengurangi sampah plastik hingga 60 ton per hari.
 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020