Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, bersama pihak terkait terus mewaspadai risiko penularan COVID-19 dari pelaku perjalanan dari luar daerah, terutama dari zona merah, guna mempertahankan kabupaten ini tetap berada di zona hijau.


"Kita semua harus tetap waspada terhadap pelaku perjalanan dari zona merah, maka cara yang ditempuh di antaranya dengan pengetatan pengawasan di pintu masuk kabupaten, kemudian melakukan tes cepat massal," ujar Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh di Samarinda, Jumat.

Kewaspadaan perlu dilakukan karena jumlah pelaku perjalanan ke Kabupaten Mahakam Ulu cukup tinggi.  

Berdasarkan data laman resmi Pemkab Mahulu hingga Jumat, yakni di laman covid19.mahakamulukab.go.id, jumlah pelaku perjalanan ke kabupaten di kawasan perbatasan negara ini mencapai 6.549 orang.

Jumlah sebanyak itu tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Long Hubung ada 3.636 pelaku perjalanan, di Kecamatan Laham terdapat 17 pelaku perjalanan.

Selanjutnya di Kecamatan Long Bagun terdapat 2.512 pelaku perjalanan. Jumlah di Long Bagun ini terbagi dari dua hasil pendataan, yakni pendataan oleh Puskesmas Ujoh Bilang tercatat ada 2.370 orang dan data dari Rumah Sakit Pratama Gerbang Sehat tercatat ada 142 orang.

Kemudian di Kecamatan Long Pahangai ada 287 pelaku perjalanan yang merupakan akumulasi dari dua fasilitas kesehatan setempat, yakni Puskesmas Long Pahangai tercatat ada 126 orang dan di Rumah Sakit Pratama Nawacita Data Dave tercatat 161 orang.

Untuk di Kecamatan Long Apari, yang merupakan kecamatan paling ujung dan berbatasan darat dengan Serawak, Malaysia bagian timur, tercatat ada 97 pelaku perjalanan.

Kewaspadaan terhadap pelaku perjalanan, lanjut bupati, harus terus dilakukan oleh semua pihak, kemudian penjagaan di pintu masuk juga perlu diperketat, khususnya bagi pelaku perjalanan dari zona merah atau wilayah yang banyak kasus COVID-19, apalagi wilayah yang terdapat transmisi lokal.

"Pemkab Mahakam Ulu mengikuti aturan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yakni mewajibkan mereka uji swab, paling tidak melaksanakan uji RDT sebanyak dua kali dengan interval waktu minimal 7 hari sebelum masuk Mahakam Ulu," ujarnya.

Sejak awal Juni hingga kini, Pemkab Mahakam Ulu melakukan tes cepat massal yang dilaksanakan dengan sistem sampling, khususnya untuk kelompok-kelompok rentan terpapar yang sudah dipetakan oleh tim, guna memastikan kesehatan dan keamanan di seluruh Mahakam Ulu.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020