Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Dr Meutia Hatta melakukan dialog dengan masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur, Senin.

Dalam kunjungan tersebut, Meutia Hatta sempat berdialog dan mendengarkan keluhan aparat pemerintah kecamatan, guru-guru dan siswa anak tenaga kerja Indonesia (TKI) di SMP Negeri 1 Sei Pancang Kecamatan Sebatik Utara.

Kepada masyarakat, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan oyi mengatakan, sebagai anggota Wantimpres yang menangani bidang pendidikan dan kebudayaan, dirinya lebih fokus pada pendidikan karakter bangsa.

Dia mengatakan, wilayah perbatasan sebenarnya sangat istimewa karena berhadapan langsung dengan negara tetangga.

"Kalau pedalaman itu berada di tengah-tengah negara Indonesia pasti lain lagi cara pandangnya," kata putri Proklamator Bung Hatta ini.

Menurut dia, di wilayah perbatasan, setiap saat berhadapan atau berbaur dengan masyarakat negara tetangga sehingga masyarakat di wilayah perbatasan di Pulau Sebatik ini membutuhkan kemampuan yang lebih untuk menghadapinya.

Oleh karena itu, Meutia meminta agar pendidikan karakter bangsa ini menjadi tugas daripada sekolah dan mulai ditanamkan sejak dini oleh gurunya di sekolah setelah orangtuanya di rumah dan lingkungan sekitarnya agar terbiasa menghadapi masyarakat negara tetangga yang mungkin tingkat kehidupannya lebih baik dari apa yang dialaminya atau lebih mencintai negaranya.

"Sebab tidak tertutup kemungkinan mendapatkan pengaruh dari luar yang bisa mengubah pola pikirnya untuk meninggalkan negaranya dan tinggal di negara tetangga tersebut," ujarnya.

Karena itu, Meutia mengatakan, kebudayaan yang mencakup pendidikan akhlak yang diharapkan bisa menjadikan warga negara Indonesia (WNI) yang tangguh dan tidak merasa rendah diri tetapi merasa setara dengan bangsa lain.

Dia berpesan kepada guru-guru di pulau yang berbatasan langsung dengan Tawau Sabah Malaysia itu agar lebih memperhatikan murid-muridnya menanamkan pendidikan karakter berbangsa agar bangga menjadi anak Indonesia.

"Jadi sebenarnya saya datang di sini (Pulau Sebatik) untuk mengetahui apa saja tantangan guru-guru dalam mengajar di sekolah dan bagaimana mengatasinya," ujar Meutia Hatta.

Dia juga meminta guru-guru mengungkapkan pengalaman dan suka duka mengajar di wilayah perbatasan. Termasuk keunikan yang dialaminya, untuk memberikan masukan kepadanya yang nantinya menjadi bahan laporan kepada Presiden RI.  (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012