PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk secara proaktif membantu pemerintah menangani wabah virus corona (COVID-19) mulai dari menyalurkan bantuan alat bantu kesehatan (APD), alat tes "Polymerase Chain Reaction" (PCR) hingga tes cairan tenggorokan (swab) gratis.
"Untuk peserta tes swab gratis kami seleksi dengan tujuan membantu masyarakat yang membutuhkan sekaligus memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait untuk pemetaan dan penanggulangan Covid-19 di Indonesia," ujar Direktur Human Capital dan Kepatuhan BNI, Bob T Ananta melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Sebelumnya, BNI melaksanakan tes swab terhadap 800 orang guna membantu masyarakat di Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta selama dua hari pada pekan ini.
Bob mengatakan kegiatan tersebut merupakan rangkaian komprehensif BNI dalam mencegah wabah COVID-19 sejak awal tahun.
Pada tahap awal, BNI menyalurkan bantuan tanggap darurat wabah pandemi COVID-19 bagi pekerja imigran Indonesia di Hong Kong dan Singapura.
Kemudian, BNI membagikan bantuan berupa masker, APD, "hand sanitizer", sarung tangan, vitamin C, vitamin B, madu, dan mobil ambulans.
Pada tahap dua, BNI juga ikut menyediakan alat rapid test bagi 30.000 orang yang didistribusikan ke berbagai daerah.
Pada program ini, BNI juga menyumbangkan mesin diagnosa swab PCR ke sejumlah pemerintah daerah, ventilator dan ambulans kepada sejumlah rumah sakit.
Director of bussines development & Marketing PT Bundamedik (jejaring RS Bunda Group) Yusrahma Nurina menuturkan sebagian peserta "Program BNI Berbagi Swab Test" merupakan tenaga medis pada sejumlah klinik atau dokter umum yang membuka praktik dan sisanya merupakan warga dari berbagai latar belakang pekerjaan.
Untuk mencegah terjadinya penumpukan peserta swab test, para tenaga medis sengaja meminta peserta swab test untuk datang sesuai jam yang telah ditentukan.
"Misalkan saja peserta nomor sekian hingga sekian harus datang pukul sekian. Sengaja dilakukan untuk mencegah penumpukan," ujar Yusrahma.
Pelaksanaan Program BNI Berbagi Swab Test didukung tenaga profesional, peralatan canggih, sehingga prosesnya sangat cepat.
Dari registrasi ulang hingga pengambilan sampel hanya butuh waktu tidak lebih dari lima menit dan hasilnya bisa diketahui sekitar tiga hingga empat hari.
Yusrahma menjelaskan tes swab merupakan sistem pemeriksaan akurat untuk mengetahui apakah seseorang positif atau negatif COVID-19 sehingga membantu masyarakat dan pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran wabah corona.
"COVID-19 ini yang perlu dilakukan adalah deteksi dini. Problemnya sekarang akses masyarakat ke deteksi dini sangat terbatas. Di rumah sakit swasta biayanya cukup mahal, sekitar Rp1 juta-Rp2 juta," kata Yusrahma.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
"Untuk peserta tes swab gratis kami seleksi dengan tujuan membantu masyarakat yang membutuhkan sekaligus memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait untuk pemetaan dan penanggulangan Covid-19 di Indonesia," ujar Direktur Human Capital dan Kepatuhan BNI, Bob T Ananta melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Sebelumnya, BNI melaksanakan tes swab terhadap 800 orang guna membantu masyarakat di Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta selama dua hari pada pekan ini.
Bob mengatakan kegiatan tersebut merupakan rangkaian komprehensif BNI dalam mencegah wabah COVID-19 sejak awal tahun.
Pada tahap awal, BNI menyalurkan bantuan tanggap darurat wabah pandemi COVID-19 bagi pekerja imigran Indonesia di Hong Kong dan Singapura.
Kemudian, BNI membagikan bantuan berupa masker, APD, "hand sanitizer", sarung tangan, vitamin C, vitamin B, madu, dan mobil ambulans.
Pada tahap dua, BNI juga ikut menyediakan alat rapid test bagi 30.000 orang yang didistribusikan ke berbagai daerah.
Pada program ini, BNI juga menyumbangkan mesin diagnosa swab PCR ke sejumlah pemerintah daerah, ventilator dan ambulans kepada sejumlah rumah sakit.
Director of bussines development & Marketing PT Bundamedik (jejaring RS Bunda Group) Yusrahma Nurina menuturkan sebagian peserta "Program BNI Berbagi Swab Test" merupakan tenaga medis pada sejumlah klinik atau dokter umum yang membuka praktik dan sisanya merupakan warga dari berbagai latar belakang pekerjaan.
Untuk mencegah terjadinya penumpukan peserta swab test, para tenaga medis sengaja meminta peserta swab test untuk datang sesuai jam yang telah ditentukan.
"Misalkan saja peserta nomor sekian hingga sekian harus datang pukul sekian. Sengaja dilakukan untuk mencegah penumpukan," ujar Yusrahma.
Pelaksanaan Program BNI Berbagi Swab Test didukung tenaga profesional, peralatan canggih, sehingga prosesnya sangat cepat.
Dari registrasi ulang hingga pengambilan sampel hanya butuh waktu tidak lebih dari lima menit dan hasilnya bisa diketahui sekitar tiga hingga empat hari.
Yusrahma menjelaskan tes swab merupakan sistem pemeriksaan akurat untuk mengetahui apakah seseorang positif atau negatif COVID-19 sehingga membantu masyarakat dan pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran wabah corona.
"COVID-19 ini yang perlu dilakukan adalah deteksi dini. Problemnya sekarang akses masyarakat ke deteksi dini sangat terbatas. Di rumah sakit swasta biayanya cukup mahal, sekitar Rp1 juta-Rp2 juta," kata Yusrahma.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020