Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Distribusi air bersih ke Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) Jalan H Raden Ayub Kabupaten Berau Kalimantan Timur kurang lancar sejak sepekan terakhir sehingga mengakibatkan kondisi pasar menjadi kotor.
"Kurang lancarnya distribusi air bersih ke Pasar SAD di Kecamatan Gunung Tabur itu bukan karena instalasi pengolahan air milik PDAM yang mengalami kerusakan atau kerusakan pada pompa Intake, melainkan karena adanya pendangkalan," ujar Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Segah Berau Bahriansyah di Tanjung Redeb, Berau, Selasa.
Menurut Bahri, debit air di sekitar Intake-lah yang memengaruhi kelancaran distribusi air bersih. Saat air surut, kata dia, pompa Intake tidak bisa maksimal menyedot air. Karena di sekitar Intake terjadi pendangkalan air sungai.
"Jadi itu yang menjadi permasalahannya sehingga kurang lancar seperti biasanya," ujar Bahriansyah, kendati tidak bisa maksimal menyedot air untuk dialirkan ke instalasi pengolahan air, produksi air bersih diakuinya tetap berjalan normal, yakni 180 liter per detik. Hanya saja waktu distribusi air bersih menjadi berkurang hingga 4 jam.
Karena persoalan tersebut, Bahri menyatakan dirinya meminta maaf atas ketidaknyamanan warga maupun pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas.
Dalam waktu dekat ini pihaknya mengupayakan distribusi air bersih kembali normal.
"Kami akan kerja bakti untuk menggali di sekitar intake yang terjadi pendangkalan. Tapi kami harap masyarakat bisa sabar. Karena untuk menggali memerlukan waktu," ujarnya.
Akibat kurang lancarnya distribusi air bersih ke Pasar Sanggam Adji Dilayas, membuat pasar kebanggaan masyarakat Berau itu terlihat kotor dan menimbulkan bau yang tidak sedap, terutama di bangunan pasar basah.
Pedagang di bangunan pasar basah pun mengeluhkan ketidaklancaran distribusi air bersih yang sudah terjadi sejak sepekan belakangan.
Mereka tidak bisa membersihkan sisa-sisa dagangannya hingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan pasar menjadi terlihat kotor.
Kumuh
Sementara itu, anggota DPRD Berau H Rustam SE menilai distribusi air bersih ke Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) yang kurang lancar sejak sepekan belakangan ini jika terus terjadi maka pasar ini menjadi kumuh.
Sebab, menurut Rustam, air ini adalah kebutuhan yang paling pokok bagi para pedagang pasar SAD. Selain untuk membersihkan lingkungan pasar, juga untuk membersihkan dagangannya, khususnya dagangan jenis daging-dagingan dan ikan, sayur dan buah-buahan, untuk menjaga kualitas kebersihanya.
Di sisi lain petugas kebersihan tak bisa bekerja maksimal, karena setiap beberapa jam sekali petugas membersihkan lantai dan selokan sisa-sisa kotoran.
"Jika sebuah pasar tanpa dicukupi kebutuhan air, kami bisa pastikan bisa menjadi kumuh," ujar politikus Partai Demokrat itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Kurang lancarnya distribusi air bersih ke Pasar SAD di Kecamatan Gunung Tabur itu bukan karena instalasi pengolahan air milik PDAM yang mengalami kerusakan atau kerusakan pada pompa Intake, melainkan karena adanya pendangkalan," ujar Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Segah Berau Bahriansyah di Tanjung Redeb, Berau, Selasa.
Menurut Bahri, debit air di sekitar Intake-lah yang memengaruhi kelancaran distribusi air bersih. Saat air surut, kata dia, pompa Intake tidak bisa maksimal menyedot air. Karena di sekitar Intake terjadi pendangkalan air sungai.
"Jadi itu yang menjadi permasalahannya sehingga kurang lancar seperti biasanya," ujar Bahriansyah, kendati tidak bisa maksimal menyedot air untuk dialirkan ke instalasi pengolahan air, produksi air bersih diakuinya tetap berjalan normal, yakni 180 liter per detik. Hanya saja waktu distribusi air bersih menjadi berkurang hingga 4 jam.
Karena persoalan tersebut, Bahri menyatakan dirinya meminta maaf atas ketidaknyamanan warga maupun pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas.
Dalam waktu dekat ini pihaknya mengupayakan distribusi air bersih kembali normal.
"Kami akan kerja bakti untuk menggali di sekitar intake yang terjadi pendangkalan. Tapi kami harap masyarakat bisa sabar. Karena untuk menggali memerlukan waktu," ujarnya.
Akibat kurang lancarnya distribusi air bersih ke Pasar Sanggam Adji Dilayas, membuat pasar kebanggaan masyarakat Berau itu terlihat kotor dan menimbulkan bau yang tidak sedap, terutama di bangunan pasar basah.
Pedagang di bangunan pasar basah pun mengeluhkan ketidaklancaran distribusi air bersih yang sudah terjadi sejak sepekan belakangan.
Mereka tidak bisa membersihkan sisa-sisa dagangannya hingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan pasar menjadi terlihat kotor.
Kumuh
Sementara itu, anggota DPRD Berau H Rustam SE menilai distribusi air bersih ke Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) yang kurang lancar sejak sepekan belakangan ini jika terus terjadi maka pasar ini menjadi kumuh.
Sebab, menurut Rustam, air ini adalah kebutuhan yang paling pokok bagi para pedagang pasar SAD. Selain untuk membersihkan lingkungan pasar, juga untuk membersihkan dagangannya, khususnya dagangan jenis daging-dagingan dan ikan, sayur dan buah-buahan, untuk menjaga kualitas kebersihanya.
Di sisi lain petugas kebersihan tak bisa bekerja maksimal, karena setiap beberapa jam sekali petugas membersihkan lantai dan selokan sisa-sisa kotoran.
"Jika sebuah pasar tanpa dicukupi kebutuhan air, kami bisa pastikan bisa menjadi kumuh," ujar politikus Partai Demokrat itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012