Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai situasi pandemi COVID-19 telah menuntun masyarakat menjadi semakin peduli dengan lingkungan dan sesama.
"Kita semakin sadar lingkungan. Kita menjadi lebih peduli dengan sesama insan di dunia, melintasi batas negara, agama, ras dan perbedaan apa pun di mana kita dulu terpenjara di dalamnya," kata Sultan dalam program #SultanMenyapa Jilid 6 dengan judul "Membuka Misteri Ilahi, Menggapai Keberkahan" di Yogyakarta, Selasa.
Tidak hanya itu, kata Sultan, masyarakat yang awam pun dengan adanya wabah ini menjadi muncul kreativitasnya untuk bertahan hidup.
"Di balik keprihatinan itu semua, ada hikmah dari Yang Maha Kuasa, banyak ditemukan pengetahuan medis yang dulu menjadi rahasia Ilahi. Kini kita bisa membaca teks alami yang selama ini masih misteri," kata Raja Keraton Yogyakarta ini.
Menurut Sultan, berbagai upaya penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi medis, kebiasaan memakai masker, cuci tangan, jaga jarak serta menghindari kerumunan belum cukup mengatasi pandemi COVID-19.
Keberhasilan akan bisa tercapai, kata dia, hanya jika masyarakat dapat menghambat merambatnya virus melalui transmisi lokal dengan cara isolasi lokal pula.
"Saya yakin, jika ikhitiar itu semua didukung oleh semangat 'saiyeg saeka kapti' (kebersamaan) dengan menajamkan naluri dan mengasihi sesama, ada harapan kita akan berhasil mengatasi pandemi ini," kata dia.
Kendati perjuangan untuk melawan Corona masih panjang, Sultan memiliki keyakinan bahwa pada saatnya nanti masyarakat bisa berkumpul kembali dengan sahabat dan kerabat, bersama keluarga tanpa dibatasi jarak.
"Di saat-saat menjelang datangnya malam seribu bulan ini, semoga keberkahan dan keutamaannya dianugerahkan kepada kita, dengan menyingkirnya wabah ini dari Bumi Nusantara. Insya Allah, jika kita berikhtiar," kata dia.
Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY Ditya Nanaryo Aji menjelaskan bahwa #SultanMenyapa Jilid 6 dengan judul "Membuka Misteri Ilahi, Menggapai Keberkahan" mengusung pesan bahwa situasi pandemi saat ini mengharuskan masyarakat belajar patuh terhadap peraturan serta belajar menghargai orang lain yang berjuang untuk melawan COVID-19.
"Saat inilah jiwa gotong-royong, berbagi kasih pada sesama, dan 'tepa salira' akan menjadi fondasi peradaban yang termodifikasi akibat virus corona ini," katanya.
Tak hanya itu, menurut dia, masyarakat juga perlu mempelajari teknologi informasi agar pendidikan dan pekerjaan tetap bisa berjalan.
"Terpenting belajar mengalahkan hawa nafsu keluar rumah untuk hal-hal yang tidak mendesak dan untuk tidak lalai mematuhi protokol kesehatan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
"Kita semakin sadar lingkungan. Kita menjadi lebih peduli dengan sesama insan di dunia, melintasi batas negara, agama, ras dan perbedaan apa pun di mana kita dulu terpenjara di dalamnya," kata Sultan dalam program #SultanMenyapa Jilid 6 dengan judul "Membuka Misteri Ilahi, Menggapai Keberkahan" di Yogyakarta, Selasa.
Tidak hanya itu, kata Sultan, masyarakat yang awam pun dengan adanya wabah ini menjadi muncul kreativitasnya untuk bertahan hidup.
"Di balik keprihatinan itu semua, ada hikmah dari Yang Maha Kuasa, banyak ditemukan pengetahuan medis yang dulu menjadi rahasia Ilahi. Kini kita bisa membaca teks alami yang selama ini masih misteri," kata Raja Keraton Yogyakarta ini.
Menurut Sultan, berbagai upaya penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi medis, kebiasaan memakai masker, cuci tangan, jaga jarak serta menghindari kerumunan belum cukup mengatasi pandemi COVID-19.
Keberhasilan akan bisa tercapai, kata dia, hanya jika masyarakat dapat menghambat merambatnya virus melalui transmisi lokal dengan cara isolasi lokal pula.
"Saya yakin, jika ikhitiar itu semua didukung oleh semangat 'saiyeg saeka kapti' (kebersamaan) dengan menajamkan naluri dan mengasihi sesama, ada harapan kita akan berhasil mengatasi pandemi ini," kata dia.
Kendati perjuangan untuk melawan Corona masih panjang, Sultan memiliki keyakinan bahwa pada saatnya nanti masyarakat bisa berkumpul kembali dengan sahabat dan kerabat, bersama keluarga tanpa dibatasi jarak.
"Di saat-saat menjelang datangnya malam seribu bulan ini, semoga keberkahan dan keutamaannya dianugerahkan kepada kita, dengan menyingkirnya wabah ini dari Bumi Nusantara. Insya Allah, jika kita berikhtiar," kata dia.
Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY Ditya Nanaryo Aji menjelaskan bahwa #SultanMenyapa Jilid 6 dengan judul "Membuka Misteri Ilahi, Menggapai Keberkahan" mengusung pesan bahwa situasi pandemi saat ini mengharuskan masyarakat belajar patuh terhadap peraturan serta belajar menghargai orang lain yang berjuang untuk melawan COVID-19.
"Saat inilah jiwa gotong-royong, berbagi kasih pada sesama, dan 'tepa salira' akan menjadi fondasi peradaban yang termodifikasi akibat virus corona ini," katanya.
Tak hanya itu, menurut dia, masyarakat juga perlu mempelajari teknologi informasi agar pendidikan dan pekerjaan tetap bisa berjalan.
"Terpenting belajar mengalahkan hawa nafsu keluar rumah untuk hal-hal yang tidak mendesak dan untuk tidak lalai mematuhi protokol kesehatan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020