Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Gangguan turbin mesin pembangkit pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tanjung Batu milik PT PLN di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, penyebab terjadinya pemadaman listrik selama enam jam di Samarinda.

Humas PT PLN Persero Wilayah Kaltim, Imam Taufik, yang dihubungi dari Samarinda, Minggu, mengakui, padamnya aliran listrik di Samarinda termasuk di wilayah Kota Balikpapan pada Sabtu (23/6) mulai pukul 09.00 hingga 18.00 Wita akibat kekurangan daya hingga 30 megawatt yang disebabkan terganggunya turbin pada dua mesin pembangkit di PLTGU Tanjung Batu.

"Terputusnya aliran listrik di wilayah Samarinda dan Balikpapan kemarin (Sabtu) disebabkan adanya gangguan pada turbin mesin pembangkit di PLTGU Tanjung Batu. Tetapi itu tidak berlangsung lama sebab kami segera mengoptimalisasikan pembangkit pada sistem Mahakam (Samarinda, Kutai Kartanegara dan Balikpapan). Namun masih mengalami kekurangan sekitar tujuh megawatt sehingga masih ada sebagian wilayah yang mengalami pemadaman," ungkap Imam Taufik.

Kemungkinan, lanjut Imam taufik, masih akan terjadi gangguan terkait distribusi jaringan.

"Kami mencoba mengoptimalkan pembangkit-pembangkit yang ada di Sistem Mahakam jika terjadi gangguan sehingga proses pemadaman tidak akan berlangsung lama dan tidak luas. Memang, jika terjadi gangguan di Tanjung Batu dampaknya sangat terasa karena kapasitas kedua pembangkit di sana cukup besar dibanding pembangkit yang lain pada Sistem Mahakam," kata Imam Taufik.

Di Tanjung Batu Kabupaten Kutai Kartanegara, lanjut dia, terdapat dua pembangkit yakni PLTGU yang dikelola PLN sendiri berkapasitas 2 x 20 megawatt dan PLTU milik PLN yang dikelola PT Cahaya Fajar Kaltim dengan kapasitas 2 x 25 megawatt.

Pemadaman listrik yang berlangsung selama enam jam di Samarinda pada Sabtu (23/6) menyebabkan sejumlah aktivitas warga ikut terganggu.

"Pemadaman listrik yang berlangsung kemarin sangat merugikan kami sebab berlangsung mulai pagi hingga petang," ungkap seorang warga Samarinda, Adi.

Warga berharap, pemadaman tidak lagi terjadi seperti pada Sabtu tersebut.

"Biasanya proses pemadaman hanya berlangsung sekitar satu hingga tiga jam tetapi kemarin merupakan pemadaman terlama. Kami berharap, jika memang ada pemadaman seharusnya ada pemberitahuan sebab jika telat membayar walaupun tidak disengaja kami tetap terkena denda," kata warga tersebut. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012