Ekspor berbagai komoditas dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ke sejumlah negara pada Maret 2020 masih mengalami kenaikan 4,89 persen meski di tengah pandemi COVID-19, yakni dari 1,25 miliar dolar AS pada Februari menjadi 1,31 miliar dolar AS pada Maret.


"Kenaikan ekspor di Maret 2020 disebabkan oleh naiknya nilai ekspor barang nonmigas yang mencapai 9,27 persen atau naik menjadi 1,18 miliar dolar AS," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Anggoro Dwitjahyono di Samarinda, Selasa.

Jika dibandingkan dengan Februari 2020, maka pada Maret 2020 terjadi kenaikan nilai ekspor pada sebagian golongan barang dari Kaltim, persentase kenaikan nilai ekspor terbesar terjadi pada ikan dan krustasea, moluska serta invertebrate lain yang naik 410,29 persen.

Sedangkan persentase penurunan nilai ekspor terbesar terjadi pada golongan barang aneka produk kimia sebesar 36,38 persen.

Menurutnya, kenaikan nilai ekspor pada Maret dipengaruhi oleh naiknya nilai ekspor golongan barang bahan bakar mineral nonmigas, yakni mengalami kenaikan sebesar 5,97 persen.

Untuk negara tujuan utama ekspor migas Kaltim pada Maret adalah ke Jepang, Korea Selatan, dan ke Malaysia, yakni masing-masing mencapai 60,43 juta dolar, 27,12 juta dolar, dan 24,77 juta dolar AS.

Peranan ketiga negara tersebut dalam ekspor migas Kaltim mencapai 82,46 persen terhadap total ekspor pada Maret. Persentase penurunan terbesar ekspor migas terjadi ke Jepang yang tercatat 25,86 persen, yaitu dari 81,51 juta dolar menjadi 60,43 juta dolar

Ia melanjutkan, untuk negara tujuan utama ekspor nonmigas Kaltim pada Maret 2020 adalah China, India, dan Jepang, masing-masing mencapai 293,82 juta dolar, 239,49 juta dolar, dan 102,74 juta dolar.

"Peranan ketiga negara tersebut dalam ekspor nonmigas Kaltim mencapai 54,02 persen terhadap total ekspor pada bulan Maret 2020. Kenaikan nilai ekspor nonmigas dipengaruhi oleh naiknya sebagian nilai ekspor ke beberapa negara,," katanya.

Menurutnya, persentase kenaikan terbesar ekspor nonmigas Maret 2020 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya terjadi ke Bangladesh sebesar 148,40 persen, dari 35,02 juta dolar menjadi 87 juta dolar.

"Sedangkan persentase penurunan terbesar terjadi ke Korea Selatan yang sebesar 14,56 persen, yakni dari 53,60 juta dolar AS menjadi 45,80 juta dolar AS," ucap Anggoro. 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020