Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - DPRD Berau meminta agar alur Sungai Bipil di Kabupaten Berau Kalimantan Timur kembali difungsikan guna mengantisipasi meluapnya air hujan di poros jalur Labanan-Teluk Bayur, tepatnya di depan areal PT Supra Bara Energi.

"Sebenarnya persoalan ini sangat sederhana sekali, asal PT Berau Jaya Utama (BJU) mau membuka alur Sungai Bipil yang berada di arealnya," kata Wakil Ketua DPRD Berau H Saga di Tanjung Redeb, Berau, Rabu.

Sebelumnya, Selasa (12/6), Wakil Ketua DPRD Berau H Saga beserta sejumlah pimpinan komisi, anggota DPRD dan instansi terkait lainnya, melakukan inspeksi mendadak ke PT Supra Jaya Energi (SBE) dan ke PT Berau Jaya Utama (BJU).

Saga optimistis jika alur sungai Bipil yang bermuara ke Sungai Kelay itu difungsikan kembali, semua persoalan tidak ada lagi karena semua persoalan itu muncul hanya karena alur Sungai Bipil ditutup sehingga harus dibuka kembali.

Tanggul penampungan air di PT SBE pada akhir tahun 2011 pernah jebol karena tidak sanggup menampung air hujan yang intensitasnya tinggi.

Apa lagi, kata Saga, pihak PT SBE sudah membuat kanal sebagai tindak lanjut instruksi Bupati Berau dan komitmen hasil rapat pembahasan antara DPRD Berau, Manajemen PT BJU, elemen mahasiswa dan masyarakat beberapa waktu lalu di ruang rapat DPRD Berau.

Di antaranya, ujarnya, melakukan berbagai kegiatan penanganan baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya permanen, seperti pembuatan gorong-gorong, penimbunan, pengurugan, pelebaran dan peninggian badan jalan hingga satu setengah meter ke atas, untuk rencana pengaspalan jalan sepanjang 280 meter, mulai dari sisi kanan sampai ke sisi kiri perlintasan jalan hauling (krosing).

Selain melakukan upaya perbaikan badan jalan yang menghubungkan Teluk Bayur-Labanan tersebut, pihak PT SBE juga sedang membuat kanal baru pembuangan air dari jalan raya tepatnya di sebelah kanan jalan lintas masuk ke lokasi SBE dan tembus ke alur Sungai Daluman.

Ia menambahkan, kanal baru yang dibuat tersebut merupakan kanal alternatif yang dibuat berdasarkan inisiatif SBE untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan yang cukup tinggi yang kerap menyebabkan banjir di sekitar jalan raya tersebut.

Menurut politikus PPP ini, pembuangan air itu harus ada dua sebab ketika musim penghujan datang, alur sungai Daluman tak mampu menampung debit air, dan dampaknya ke areal perkebunan warga yang tidak jauh dari lokasi SBE.

"Karena itu pembuangan air itu harus ada dua, satu ke alur sungai Daluman, satu lagi ke alur Sungai Bipil," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Berau Ir Burhan juga menegaskan, keberadaan alur sungai Bipil ini harus ditelusuri kemana arahnya, kalau saja di alur sungai ini ada yang menutup, harus segera dibuka, karena kunci permasalahan ini hanya pada titik alur Sungai Bipil.

Dilain pihak, Plt Dinas Pertambangan Syamsul Abidin mengungakapkan, pihaknya tidak berani banyak komentar, tetapi dia meminta semua diukur dengan pasti, apakah itu sungai atau alur Sungai Bipil di titik batas antara SBE dan BJU tersebut.

"Karena kita mencari solusi, tidak mencari siapa yang salah dan siapa yang benar," katanya.

Karena itu, agar tidak ada salah presepsi, Saga mengajak dinas instansi terkait rapat kembali, untuk mencari jalan yang terbaik, demi kepentingan kehidupan masyarakat secara luas.(*)

Pewarta: Helda Mildiana

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012