Presiden Joko Widodo meminta jajaran pemerintah mempersiapkan skenario penanganan arus mudik komprehensif pada masa wabah COVID-19.


"Mengenai arus mudik, saya minta dipersiapkan skenario-skenario komprehensif jangan sepotong-sepotong atau satu aspek saja atau sifatnya sektoral atau kepentingan daerah saja, tapi dilihat secara utuh baik dari hulu, di tengah, dan di hilir," katanya dalam rapat mengenai antisipasi mudik lewat konferensi video dari Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Presiden mengatakan bahwa intervensi di hulu berupa pemberian bantuan pelindungan sosial dan stimulus ekonomi akan membantu masyarakat bertahan selama masa wabah.

"Terutama di Ibu Kota, saya kira kemarin Gubernur DKI juga sudah menyampaikan 3,6 juta perlu dimasukkan dalam jaring pengaman sosial dan sudah diberikan oleh Provinsi DKI 1,1 juta artinya 2,5 juta yang perlu segera kita siapkan untuk segera dieksekusi di lapangan," katanya.

Ia menjelaskan bahwa intervensi di tengah meliputi pembatasan pergerakan orang serta penerapan jarak yang aman sesuai dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

Presiden menekankan bahwa kedisiplinan yang kuat akan memberikan dampak besar pada upaya pengendalian penularan COVID-19.

"Dan kalau kita lihat dengan musim yang ada sekarang, saya kira cuaca juga sangat mempengaruhi penyebaran COVID-19 ini," katanya.

Mengenai intervensi di hilir, Kepala Negara mengemukakan pentingnya pengawasan dan pengendalian di daerah, utamanya di tingkat kelurahan dan desa.

Presiden mendorong partisipasi komunitas dalam upaya pengendalian penularan virus corona. Pemudik yang pulang dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi bisa diperlakukan sebagai orang dalam pemantauan. Mereka bisa melakukan isolasi mandiri untuk mencegah penularan COVID-19.

"Selain itu kemarin saya sampaikan dana desa dapat digunakan sebagai jaring pengaman sosial," kata Presiden.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020