Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau berencana melakukan rehabilitasi Keraton dan Museum Gunung Tabur yang menyimpan warisan sejarah sebagai aset budaya Berau.

Kepala Disbudpar Berau, Dra Hj Rohaini MM, di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, Sabtu, mengatakan, pada 2012 pihaknya telah membuat perencanaan pemugaran kedua tempat bersejarah tersebut.

"Memang kami sangat prihatin melihat kondisi bangunan yang ada saat ini. Untuk itu, kami telah membuat rencana rehabilitasi berat, Insya Allah sudah bisa terlaksana pada 2013. Jika dikatakan lambat untuk melakukan perbaikan kami akui, namun itu terhambat keterbatasan anggaran," kata mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Berau ini.

Sebenarnya, katanya, terdapat tempat lain yang membutuhkan perhatian sama yakni Keraton Kesultanan Sambaliung. Menurut Rohaini, secara bertahap perlakuan sama juga akan diarahkan ke Sambaliung.

Pemugaran yang dilakukan akan mengganti struktur bangunan yang saat ini sudah dalam kondisi memprihatikan.

"Tapi tetap kami jaga bentuk awalnya agar tetap sama dengan bentuk aslinya seperti awal," kata istri Sekkab Drs H Jonie Marhansyah itu.

Selain upaya pemugaran, Disbudpar juga melakukan upaya inventarisasi barang antik peninggalan asli leluhur Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur untuk ditempatkan di Museum.

Upaya itu, katanya, sudah mulai berjalan namun membutuhkan proses panjang karena keaslian barang antik yang dimaksud juga tetap membutuhkan pengakuan berdasarkan penelitian arkeolog.

"Banyak barang-barang antik yang ada di masyarakat, hanya saja kami perlu meneliti lebih detail keaslian barang tersebut, apakah benar dari warisan sini atau luar, dan itu harus dibuktikan melalui penelitian arkeolog, juga sudah kita upayakan," ujar Rohaini.

Namun, Rohaini meminta agar upaya menjaga kelestarian seni budaya Berau tidak hanya dibebankan kepada instansi pemerintah, melainkan perlu dijadikan tanggung jawab bersama.

"Budaya seperti tari-tarian asli Berau, pakaian adat, makanan khas dan lainnya juga perlu partisipasi masyarakat luas untuk menjaganya," katanya. (*)

Pewarta: Helda Mildiana

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012