Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Nelayan pesisir Berau sangat mengharapkan pemerintah kabupaten melalui Dinas Kelautan dan Perikanan membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) yang ditempatkan di TPI Sambaliung, dan Solar Package Dealer For Nelayan (SPDFN) di Kecamatan Tabalar, Kasai dan Biduk-Biduk.
"Sejak adanya indikasi penyelewengan BBM bersubsidi sekitar dua tahun lalu, hingga saat ini para nelayan masih kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi. Para nelayan berharap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Berau mampu menjembatani masalah tersebut, agar nelayan dapat kemudahan mendapatkan BBM bersubsidi," kata nelayan yang juga penampung ikan, H Nasir di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, Senin.
Ia mengatakan, SPBN dan SPDFN sangat diperlukan untuk membantu nelayan yang membutuhkan penghidupan dari hasil melaut.
Dikatakannya, sejak adanya indikasi penyelewengan BBM bersubsidi di Kabupaten Berau, konsumen yang berdomisili di Tanjung Redeb mengalami kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi, terlebih lagi warga pesisir, khususnya para nelayan. Akibatnya, para nelayan jadi jarang melaut.
Nasir mewakili nelayan di Kabupaten Berau beharap segala upaya yang selama ini dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan bisa menjadi kenyataan, karena para nelayan Berau sangat berharap mendapat kemudahan menikmati BBM bersubsidi.
Menanggapi keluhan para nelayan tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Berau Fuadi SE mengatakan bahwa untuk menjembatani masalah BBM bersubsidi membutuhkan proses karena ada birokrasi yang harus dipenuhi.
"Masalah tersebut berhubungan langsung dengan PT Pertamina dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Jika telah melengkapi persyaratan, tinggal menunggu tim BP Migas survei ke lapangan," katanya.
Menurut dia, Dinas Kelautan dan Perikanan sudah menyiapkan tempat di Tempat Pelelangan Ikan Sambaliung, karena tempatnya cukup strategis, dan mudah dijangkau oleh nelayan. "Yang mengurus SPBN ini harus melalui koperasi, karena jika perorangan tidak dibenarkan," ujarnya.
Sehubungan dengan itu, lanjut Fuadi, Dinas Kelautan dan Perikanan juga menargetkan tiga tempat untuk membangun SPDN, yakni di Tabalar, Kasai dan Biduk-Biduk, dengan harapan usulan ini dapat disetujui oleh pihak Pertamina, agar masyarakat nelayan tidak kesulitan mendapatkan solar.
Para nelayan berharap usulan itu direstui oleh pihak Pertamina, sebab sejauh ini permintaan BBM jenis solar ke Depo Pertamina Samburakat yang dibutuhkan 10 drum per hari, ternyata hanya direalisasikan satu drum sehingga tidak mencukupi kebutuhan nelayan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Sejak adanya indikasi penyelewengan BBM bersubsidi sekitar dua tahun lalu, hingga saat ini para nelayan masih kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi. Para nelayan berharap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Berau mampu menjembatani masalah tersebut, agar nelayan dapat kemudahan mendapatkan BBM bersubsidi," kata nelayan yang juga penampung ikan, H Nasir di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, Senin.
Ia mengatakan, SPBN dan SPDFN sangat diperlukan untuk membantu nelayan yang membutuhkan penghidupan dari hasil melaut.
Dikatakannya, sejak adanya indikasi penyelewengan BBM bersubsidi di Kabupaten Berau, konsumen yang berdomisili di Tanjung Redeb mengalami kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi, terlebih lagi warga pesisir, khususnya para nelayan. Akibatnya, para nelayan jadi jarang melaut.
Nasir mewakili nelayan di Kabupaten Berau beharap segala upaya yang selama ini dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan bisa menjadi kenyataan, karena para nelayan Berau sangat berharap mendapat kemudahan menikmati BBM bersubsidi.
Menanggapi keluhan para nelayan tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Berau Fuadi SE mengatakan bahwa untuk menjembatani masalah BBM bersubsidi membutuhkan proses karena ada birokrasi yang harus dipenuhi.
"Masalah tersebut berhubungan langsung dengan PT Pertamina dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Jika telah melengkapi persyaratan, tinggal menunggu tim BP Migas survei ke lapangan," katanya.
Menurut dia, Dinas Kelautan dan Perikanan sudah menyiapkan tempat di Tempat Pelelangan Ikan Sambaliung, karena tempatnya cukup strategis, dan mudah dijangkau oleh nelayan. "Yang mengurus SPBN ini harus melalui koperasi, karena jika perorangan tidak dibenarkan," ujarnya.
Sehubungan dengan itu, lanjut Fuadi, Dinas Kelautan dan Perikanan juga menargetkan tiga tempat untuk membangun SPDN, yakni di Tabalar, Kasai dan Biduk-Biduk, dengan harapan usulan ini dapat disetujui oleh pihak Pertamina, agar masyarakat nelayan tidak kesulitan mendapatkan solar.
Para nelayan berharap usulan itu direstui oleh pihak Pertamina, sebab sejauh ini permintaan BBM jenis solar ke Depo Pertamina Samburakat yang dibutuhkan 10 drum per hari, ternyata hanya direalisasikan satu drum sehingga tidak mencukupi kebutuhan nelayan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012