Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah ingin membangun pangkalan nelayan di perairan Natuna Utara, Kepulauan Riau.
Menurut dia, rencana untuk membuat pangkalan kapal ikan di Natuna bukan hal baru. Pangkalan itu akan dibangun untuk memfasilitasi nelayan asal Pantai Utara Jawa yang akan direlokasi untuk berlayar di sana. Sayangnya, rencana itu belum juga terrealisasi hingga saat ini.
"Tadi (dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan/KKP) kita ulangi desain Natuna. Nanti ada pangkalan ikan. Dulu kan mau dibuat tapi enggak tuntas itu. Dulu letaknya itu juga di selatan, kita mau di utara, lebih dekat dengan itu (perbatasan)," katanya di Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Rabu.
Luhut mengatakan nantinya ukuran kapal di perairan yang belakangan ramai diperbincangkan karena dimasuki kapal China itu juga akan ditentukan bisa di atas 30 GT.
Untuk mendukung kegiatan operasional, kapal tanker Pertamina diharapkan bisa ditempatkan di sana sehingga pengisian bahan bakar (refuelling) bisa dilakukan di tengah laut.
Sebelumnya, Luhut mengatakan rencana untuk menempatkan nelayan-nelayan Indonesia, khususnya dari Pantai Utara Jawa (Pantura) ke Natuna telah disampaikan sejak lama. Sayangnya, pangkalan nelayan di kawasan itu tidak pernah siap.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD juga mendorong kapal perikanan asal Pantai Utara (Pantura) Jawa beroperasi di Laut Natuna/Laut China Selatan.
Kebijakan itu dalam rangka meningkatkan aktivitas di laut yang masuk wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan meningkatkan patroli keamanan laut akibat masuknya kapal ikan China ke wilayah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
Menurut dia, rencana untuk membuat pangkalan kapal ikan di Natuna bukan hal baru. Pangkalan itu akan dibangun untuk memfasilitasi nelayan asal Pantai Utara Jawa yang akan direlokasi untuk berlayar di sana. Sayangnya, rencana itu belum juga terrealisasi hingga saat ini.
"Tadi (dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan/KKP) kita ulangi desain Natuna. Nanti ada pangkalan ikan. Dulu kan mau dibuat tapi enggak tuntas itu. Dulu letaknya itu juga di selatan, kita mau di utara, lebih dekat dengan itu (perbatasan)," katanya di Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Rabu.
Luhut mengatakan nantinya ukuran kapal di perairan yang belakangan ramai diperbincangkan karena dimasuki kapal China itu juga akan ditentukan bisa di atas 30 GT.
Untuk mendukung kegiatan operasional, kapal tanker Pertamina diharapkan bisa ditempatkan di sana sehingga pengisian bahan bakar (refuelling) bisa dilakukan di tengah laut.
Sebelumnya, Luhut mengatakan rencana untuk menempatkan nelayan-nelayan Indonesia, khususnya dari Pantai Utara Jawa (Pantura) ke Natuna telah disampaikan sejak lama. Sayangnya, pangkalan nelayan di kawasan itu tidak pernah siap.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD juga mendorong kapal perikanan asal Pantai Utara (Pantura) Jawa beroperasi di Laut Natuna/Laut China Selatan.
Kebijakan itu dalam rangka meningkatkan aktivitas di laut yang masuk wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan meningkatkan patroli keamanan laut akibat masuknya kapal ikan China ke wilayah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020