Kawasan Hutan Adat Wehea yang terletak di Desa Bea Nehes, Kecamatan Muara Wahau,Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kaltim  ternyata memiliki potensi wisata air terjun Mbang Long Pla yang dapat dikembangkan untuk menunjang perekonomian masyarakat setempat.


Sekretaris Lembaga Adat Besar Wehea Kecamatan Muara Wahau, Ledjie Be Leang Song saat mengajak sejumlah wartawan untuk melihat air terjun  mengatakan Lembaga adat besar akan mengembangkan potensi objek wisata air terjun tersebut.

"Kita akan perbaiki infrastruktur yang ada, baik jalan besarnya maupun kebersihan jalan setapak menuju lokasi air terjun. Harapannya  dengan mudahnya akses menuju objek wisata air terjun tersebut dan dilakukan pengelolaan yang baik, maka semakin diminati dan pengunjung  akan kita  pungut bayaran sebagai sumber pendapatan asli desa," katanya, Minggu.

Ia mengatakan, objek wisata air terjun Mbang Long Pla diharapkan mampu sebagai penggerak perekonomian masyarakat  di tiga desa di wilayah Kecamatan Muara Wahau.

Air terjun ini berlokasi di KM 53 Desa Bea Nehes, Kecamatan Muara Wahau. Dari Desa Bea Nehes menuju lokasi dapat ditempuh menggunakan jalur darat, mengggunakan roda empat maupun roda dua  membutuhkan waktu sekitar 120 menit perjalanan.

Akses jalan cukup bagus, hanya saja masih berupa jalan tanah yang belum dilakukan penanganan pengerasan jalan, sehingga saat hujan turun mengakibatkan jalan sedikit licin.

Dari batas akhir jalan yang dapat dijangkau kendaraan, pengunjung masih harus melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki sekitar 5 menit melintasi hutan yang terbilang asri sebelum sampai lokasi air terjun.

Rombongan wartawan belum sampai di lokasi, sudah disambut suara gemercik air yang jatuh dari air terjun berketinggian sekitar 60 meter.gemuruh suara air  berasal dari tumpahan air terjun cukup indah.

Siapa saja yang melihatnya pasti akan kagum. debit airnya begitu banyak tumpah dari ketinggian 60 meter. Airnya yang jernih, sehingga menantang setiap pengunjung menceburkan kaki ke genangan air  sambil sesekali mencuci muka untuk mendapat kesegaran penghilang lelah perjalanan.

 Ledjie Be Leang Song selain menunjukkan air terjun Mbang Long Pla  di Km 53 juga akan menunjukkan air terjun yang berada di Km 63 Desa Bea Nehes. Karena satu-satunya akses jalan menuju lokasi air terjun Km 63 tersebut tertutup pohon tumbang berukuran besar. sehingga rombongan terpaksa kembali tidak melanjutkan perjalanan.

 
Rombongan meminum air akar kayu bajakah yang dipotong dari pohon tumbang Hutan Lindung Adat Desa Bea Nehes

Meskipun sedikit kecewa, rombongan kembali bergembira karena diberi kesempatan meminum air akar kayu bajakah yang disebut ampuh menghilangkan rasa capek dan obat kanker dari hutan Kalimantan.

Akar tersebut dipotong dari pohon tumbang yang menutupi jalan. Mandau tajam milik Ketua Adat Desa Bea Nehes menjadi alat memotong akar kayu bajakah untuk diminum bersama dari ujung akar.

Tidak ketinggalan Kepala Desa Bea Nehes, Stevani Long yang ikut rombongan. Turut meminum air dari potongan akar kayu bajakah.

Dia menyayangkan tidak berhasil menunjukan keindahan kedua air terjun yang dimiliki Dayak Wehea. "Makanya kita berharap ada perhatian dari pemerintah untuk perbaikan jalan, untuk kemajuan desa. Kalau hanya berharap Dana Desa tidak sanggup dan akan mengorbankan program prioritas lainnya," keluhnya.
 

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019