Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Warga transmigrasi di Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, mengeluhkan kondisi infrastruktur jalan, air bersih dan penerangan di wilayah perbatasan dengan Malaysia itu, yang masih memprihatinkan.

Kepala Desa Tabur Lestari Kecamatan Sei Menggaris, Andi Asdam, di Sei Menggaris, Nunukan, Rabu, mengatakan, jika memperhatikan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kecamatan Sei Menggaris, tidak berbanding lurus dengan kondisi infrastruktur yang ada saat ini.

Khusus infrastruktur jalan, lanjut dia, di sepanjang Kecamatan Sei Menggaris baru sekitar 1,5 kilometer yang beraspal tepatnya di kilometer 16 Tong Hap, karena jalur itu merupakan jalan trans Kalimantan menuju Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Selain tidak beraspal, jalanan di kawasan transmigrasi itu juga bergelombang akibat kendaraan-kendaraan perusahaan yang lalu lalang mengangkut buah kelapa sawit dan batu bara, kata Andi Asdam.

"Jalanan di sini kalau hujan selain becek, juga berlumpur dan kalau terik matahari berdebu," katanya.

Dibandingkan dengan daerah lainnya yang wilayahnya banyak perusahaan besar beroperasi sehingga pembangunannya cukup maju, katanya, perkembangan pembangunan Kecamatan Sei Menggaris itu justru sebaliknya.

Selain soal infrastruktur jalan, Andi Asdam juga mengaku kehidupan masyarakatnya sangat memprihatinkan karena tidak adanya penerangan dan sulitnya mendapatkan air bersih.

Mengenai keberadaan penampungan air bersih yang telah dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan, Andi Asdam mengatakan, sampai sekarang belum berfungsi meskipun pipa-pipa ke rumah-rumah warga telah dipasang.

Soal listrik, dia mengatakan, sangat dirindukan warganya yang sebagian besar dari kalangan transmigrasi.

Menurut dia, saat ini Desa Tabur Lestari berpenduduk 497 kepala keluarga dan 320 KK di antaranya adalah warga transmigrasi.

"Selama ini, warga hanya menggunakan mesin genset. Tapi kadangkala juga tidak beroperasi karena sulit mendapatkan BBM," kata dia. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012