Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, menyatakan, kematian ibu hamil dan bayi di kabupaten yang berbatasan dengan Malaysia itu masih tergolong rendah dibandingkan dengan jumlah ibu melahirkan.
"Ibu hamil yang meninggal dunia disebabkan berbagai faktor di antaranya infeksi kandungan pasca operasi cesar, hipertensi dan pendarahan. Sedangkan bayi meninggal, selain masih dalam kandungan juga karena lahir prematur, cacat bawaan dan terkena penyakit jantung," kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Yuliani Uptalubin SKM, Selasa.
Pada 2010, katanya, tercatat tujuh orang bayi meninggal dunia setelah lahir dan 48 lainnya meninggal saat masih dalam kandungan, dari 3.094 bayi yang lahir. Sedangkan ibu hamil yang meninggal dunia sebanyak dua orang akibat infeksi pasca operasi dan hipertensi, dari 3.285 ibu bersalin.
Pada 2011, lanjut dia, bayi yang meninggal dunia sebanyak 27 orang dari 3460 kelahiran, penyebabnya karena lahir prematur, dan cacat bawaan lahir. Sedangkan ibu hamil yang meninggal sebanyak tiga orang, dua orang karena hipertensi dan satu lainnya karena perdarahan.
"Untuk periode Januari hingga April 2012, sudah lima bayi yang meninggal dunia dari 169 yang lahir, serta ibu bersalin belum ada yang meninggal dunia," kata Yuliani.
Menurutnya, penyebab kematian bayi utamanya yang lahir prematur kemungkinan karena ibunya kecapekan.
"Di Kabupaten Nunukan banyak ibu-ibu yang ikut mencari nafkah buat keluarganya. Selain itu, yang lebih menentukan sehat tidaknya bayi dalam kandungan beserta ibunya sendiri adalah masalah gizi. Faktor kekurangan gizi sangat mempengaruhi kesehatan bayi dan ibu hamil," katanya.
Langkah-langkah yang dilakukan selama ini, lanjut Yuliani, agar tidak terjadi kematian bayi dan ibu hamil lebih banyak, Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan melakukan berbagai langkah kongkrit secara rutin berupa pemberian makanan tambahan berupa susu khususnya kepada masyarakat miskin.
Kemudian, katanya, melakukan sweeping dan kunjungan langsung ke rumah-rumah ibu hamil melakukan pemeriksaan.
Ia menambahkan, sosialisasi secara berkesinambungan juga dilakukan, antara lain tentang pentingnya melahirkan di rumah sakit dan puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan yang lebih memahami. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Ibu hamil yang meninggal dunia disebabkan berbagai faktor di antaranya infeksi kandungan pasca operasi cesar, hipertensi dan pendarahan. Sedangkan bayi meninggal, selain masih dalam kandungan juga karena lahir prematur, cacat bawaan dan terkena penyakit jantung," kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Yuliani Uptalubin SKM, Selasa.
Pada 2010, katanya, tercatat tujuh orang bayi meninggal dunia setelah lahir dan 48 lainnya meninggal saat masih dalam kandungan, dari 3.094 bayi yang lahir. Sedangkan ibu hamil yang meninggal dunia sebanyak dua orang akibat infeksi pasca operasi dan hipertensi, dari 3.285 ibu bersalin.
Pada 2011, lanjut dia, bayi yang meninggal dunia sebanyak 27 orang dari 3460 kelahiran, penyebabnya karena lahir prematur, dan cacat bawaan lahir. Sedangkan ibu hamil yang meninggal sebanyak tiga orang, dua orang karena hipertensi dan satu lainnya karena perdarahan.
"Untuk periode Januari hingga April 2012, sudah lima bayi yang meninggal dunia dari 169 yang lahir, serta ibu bersalin belum ada yang meninggal dunia," kata Yuliani.
Menurutnya, penyebab kematian bayi utamanya yang lahir prematur kemungkinan karena ibunya kecapekan.
"Di Kabupaten Nunukan banyak ibu-ibu yang ikut mencari nafkah buat keluarganya. Selain itu, yang lebih menentukan sehat tidaknya bayi dalam kandungan beserta ibunya sendiri adalah masalah gizi. Faktor kekurangan gizi sangat mempengaruhi kesehatan bayi dan ibu hamil," katanya.
Langkah-langkah yang dilakukan selama ini, lanjut Yuliani, agar tidak terjadi kematian bayi dan ibu hamil lebih banyak, Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan melakukan berbagai langkah kongkrit secara rutin berupa pemberian makanan tambahan berupa susu khususnya kepada masyarakat miskin.
Kemudian, katanya, melakukan sweeping dan kunjungan langsung ke rumah-rumah ibu hamil melakukan pemeriksaan.
Ia menambahkan, sosialisasi secara berkesinambungan juga dilakukan, antara lain tentang pentingnya melahirkan di rumah sakit dan puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan yang lebih memahami. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012