Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Antrean panjang kendaraan bermotor di Agen Penjualan Minyak dan Solar (APMS) di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, masih terus terjadi.

"Antrean bisa mencapai satu kilometer. Ini disebabkan pengisian bahan bakar minyak (BBM) di APMS tidak dilakukan setiap hari. Dalam setiap minggunya, dua hari biasa ditutup, tidak ada aktivitas," kata warga Jalan Pelabuhan Baru Nunukan, Bahar, Selasa.

Sebenarnya, ujarnya, antrean panjang kendaraan itu bukan disebabkan kurang stok BBM bersubsidi yang masuk di Kabupaten Nunukan.

Tetapi, katanya, kemungkinan terjadi karena permainan pemilik APMS. Bahkan sejak ada pertamax, pengisian bensin ditutup lebih awal.

"Antrean seperti ini sejak dulu terjadi. Karena APMS jarang beroperasi. Sekarang biasa buka pada sore dan malam hari, tetapi hanya menjual pertamax," katanya.

Pengelola APMS UD Rapti, Anto, menyebutkan, stok BBM bersubsidi dari Pertamina Kota Tarakan ke APMS miliknya diangkut empat kali sebulan sebanyak 295 kilo liter.

Jatah ini, ujarnya, dibagi empat minggu. "Makanya, APMS saya tutup dua hari setiap minggunya dikhawatirkan BBM bersubsidi tidak mencukupi kebutuhan masyarakat," katanya.

Selama ini, katanya, pihaknya sering mengajukan permohonan penambahan jatah BBM dari pertaminan Tarakan, tapi tidak pernah digubris.

Bahkan, lanjut dia, melalui pemerintah daerah Kabupaten Nunukan pun sering mengajukan penambahan jatah untuk Kabupaten Nunukan, namun hingga sekarang belum ada realisasi.

Jumlah kendaraan di Kabupaten Nunukan sekarang ini sudah tidak seimbang lagi dengan jatah BBM bersubsidi yang diberikan dari Pertamina.

Soal waktu pengisian BBM bersubsidi yang singkat, dia mengatakan, ada unsur kesengajaan supaya pertamax dibeli masyarakat. Alasannya, apabila BBM bersubsidi yang dibuka terus maka pertamax dikhawatirkan tidak terjual.

"Kalau pengisian BBM bersubsidi kami buka terus, maka pertamax pasti tidak dibeli warga karena harganya mahal. Pertamax tidak pernah dibatasi pertamina," kata Anto. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012