Nunukan (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Nunukan, dr Andi Ahmad MKes, mengatakan wilayah kabupaten yang berbatasan dengan Malaysia itu masih rentan mengalami penyebaran penyakit sehingga masyarakat harus digerakkan untuk memperhatikan kesehatan lingkungannya.
Dalam pertemuan orientasi sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang dihadiri pimpinan puskesmas dan pemerintah kecamatan se-Kabupaten Nunukan, di Kantor Bupati Nunukan, Rabu, Andi Ahmad mengatakan, faktor penentu kesehatan di Indonesia kebanyakan ditentukan oleh masalah kesehatan lingkungan sehingga perlu mendapat perhatian serius mengingat masyarakat Kabupaten Nunukan masih banyak yang belum menerapkan membuang kotoran pada tempatnya di jamban atau WC.
"Masyarakat Nunukan ini, masih banyak yang belum punya WC, sehingga masih memprihatinkan karena membuang kotoran pada sembarang tempat misalnya sungai dan tempat lainnya," katanya.
Karena itu, lanjut Andi Ahmad, masyarakat Nunukan masih rentan mengalami penyakit akibat dari tidak bersihnya lingkungan sekitar.
Untuk itu, ia meminta seluruh pimpinan puskesmas dan pemerintah kecamatan agar melakukan sosialisasi hingga ke desa-desa terkait kebersihan lingkungannya.
Menurut dia, ada lima pilar yang harus diperhatikan berkaitan dengan kebersihan lingkungan yaitu menghindari membuang kotoran di sembarang tempat, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mengkonsumsi air minum yang memenuhi standar kesehatan, membuang sampah pada tempatnya, dan mengelola limbah cair hasil rumah tangga.
"Kita harus mampu merubah prilaku masyarakat yang masih senang membuang kotoran di sembarang tempat. Begitu pula dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun, sebab 99 persen penyakit yang terjadi tengah-tengah masyarakat Kabupaten Nunukan akibat tidak mencuci tangan dengan bersih sebelum makan," katanya.
Andi Ahmad juga menambahkan, masalah sampah rumah tangga selama ini penanganannya belum mencerminkan lingkungan yang sehat, padahal sampah rumah tangga sebenarnya bisa bernilai ekonomis misalnya jika dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Dalam pertemuan orientasi sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang dihadiri pimpinan puskesmas dan pemerintah kecamatan se-Kabupaten Nunukan, di Kantor Bupati Nunukan, Rabu, Andi Ahmad mengatakan, faktor penentu kesehatan di Indonesia kebanyakan ditentukan oleh masalah kesehatan lingkungan sehingga perlu mendapat perhatian serius mengingat masyarakat Kabupaten Nunukan masih banyak yang belum menerapkan membuang kotoran pada tempatnya di jamban atau WC.
"Masyarakat Nunukan ini, masih banyak yang belum punya WC, sehingga masih memprihatinkan karena membuang kotoran pada sembarang tempat misalnya sungai dan tempat lainnya," katanya.
Karena itu, lanjut Andi Ahmad, masyarakat Nunukan masih rentan mengalami penyakit akibat dari tidak bersihnya lingkungan sekitar.
Untuk itu, ia meminta seluruh pimpinan puskesmas dan pemerintah kecamatan agar melakukan sosialisasi hingga ke desa-desa terkait kebersihan lingkungannya.
Menurut dia, ada lima pilar yang harus diperhatikan berkaitan dengan kebersihan lingkungan yaitu menghindari membuang kotoran di sembarang tempat, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mengkonsumsi air minum yang memenuhi standar kesehatan, membuang sampah pada tempatnya, dan mengelola limbah cair hasil rumah tangga.
"Kita harus mampu merubah prilaku masyarakat yang masih senang membuang kotoran di sembarang tempat. Begitu pula dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun, sebab 99 persen penyakit yang terjadi tengah-tengah masyarakat Kabupaten Nunukan akibat tidak mencuci tangan dengan bersih sebelum makan," katanya.
Andi Ahmad juga menambahkan, masalah sampah rumah tangga selama ini penanganannya belum mencerminkan lingkungan yang sehat, padahal sampah rumah tangga sebenarnya bisa bernilai ekonomis misalnya jika dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012