Bazar buku internasional "Big Bad Wolf" akan digelar di Dome, Jalan Ruhui Rahayu, Balikpapan, Kalimantan Timur pada 1-10 November dengan menyediakan hingga satu juta eksemplar buku dan memberi potongan harga antara 60-80 persen.
Sebanyak satu juta buku yang disediakan panitia didatangkan dengan 10 kontainer ukuran 40 kaki, kata Presiden Direktur Big Bad Wolf Uli Silalahi di Balikpapan, Sabtu.
Buku-buku itu langsung dikirim dari Kuala Lumpur, tempat bazar pertama "Big Bad Wolf" di tahun 2009, katanya.
Dengan diskon sampai 80 persen itu, kata dia, misalnya satu buku berharga 26 dolar AS atau lebih kurang Rp390.000, lalu ditambah pajak pertambahan nilai 10 persen sehingga menjadi Rp429.000, tapi cukup dibayar Rp90.000.
“Harganya dimakan Si Serigala Besar Jahat (Big Bad Wolf),” selorohnya.
Tokoh Serigala yang dijadikan nama bazar mengacu kepada dongeng Si Kerudung Merah dan Serigala karangan Charles Perrault dari Perancis.
“Kalau di cerita itu Serigalanya makan neneknya, di sini Serigalanya makan harga bukunya,” kata Uli.
Menurut Uli, buku-buku terbitan Indonesia jumlahnya lebih kurang 40 persen, sementara buku-buku dari berbagai negara dan dicetak sebagian besarnya dalam Bahasa Inggris yang didatangkan dari Kuala Lumpur itu disediakan sebanyak 60 persen.
Buku-buku tersebut juga tersedia bagi semua usia dan kalangan. Juga meliputi hampir semua tema dan subtema di antaranya agama, politik, bisnis, budaya, seni, arsitektur, musik, sastra, fiksi, novel berbagai tema, novel grafis, kuliner, dan fashion.
“Kami selalu berusaha memberikan bacaan yang bermutu sambil mengikuti perkembangan zaman,” kata Uli.
Buku anak, misalnya buku untuk mengasah keterampilan motorik pada anak seperti buku aktivitas, buku stiker, buku bersuara, dan buku pop-up.
Ada juga buku Ajaib yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) yang memadukan buku dengan aplikasi yang terpasang di telepon pintar yang bisa diunduh gratis.
Dengan AR itu cerita dan pembelajaran lebih hidup dan melibatkan langsung anak-anak pembacanya, ujarnya.
“Anak-anak diajak untuk membaca, belajar, bermain dan berinteraksi dengan karakter kesayangan, seperti mewarnai halaman, menemukan objek tersembunyi, menikmati berbagai kreasi animasi, musik dan masih banyak lagi,” kata Uli.
Balikpapan menjadi kota yang keenam tempat bazar Big Bad Wolf di Indonesia, setelah Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan, dan bagian dari 30 kota di 15 negara.
“Saat bazar di Jakarta, pengunjung mencapai 1,2 juta orang dalam 10 hari penyelenggaraan,” kata Uli.
Balikpapan yang penduduknya hanya 750.000 namun memiliki daya beli di atas rata-rata diharapkannya bisa memberi kejutan.
“Apalagi penggemar buku dan penggemar baca juga ada di Samarinda, Tenggarong, Bontang, dan Penajam yang bakal jadi lokasi ibukota negara yang baru,” kata Uli. *
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019