Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur harus memiliki pengetahuan terkait konservasi satwa langka.

Peneliti dari Pusat Penelitian Hutan Tropis (PPHT) Universitas Mulawarman Samarinda, Yaya Rayadin, Rabu, menyatakan, pemahaman tentang konservasi orangutan bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit sangat penting agar satwa langka dan dilindungi tersebut tidak diperlakukan sebagai hama.

"Saat ini, bersama teman-teman dari BKSDA dan Dinas Kehutanan serta pihak praktisi maupun kalangan akademisi dari Universitas Mulawarman tengah memberikan pelatihan bagi satgas (satuan tugas) konservasi orangutan di wilayah perkebunan sawit di Kabupaten Kutai Timur. Pelatihan yang diikuti tiga perusahaan ini akan berlangsung selama satu minggu," ungkap Yaya Rayadin, dihubungi dari Samarinda.

Pelatihan terkait strategi rencana aksi konservasi orangutan tersebut kata Doktor Ekologi dan Konservasi Satwa Liar itu merupakan yang pertama di Kaltim.

"Dari pelatihan ini diharapkan pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit mampu melakukan swakeloka sistem konservasi terhadap orangutan sehingga tidak terjadi lagi konflik yang menyebabkan terjadinya perburuan dan pembantaian pada satwa tersebut," katanya.

"Pelatihan ini juga dimaksudkan agar aktivitas masyarakat berjalan seiring dengan upaya konservasi orangutan," ungkap Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman tersebut.

Diharapkan kata dia, seluruh perusahaan di Kaltim mengikuti pelatihan konservasi satwa langka tersebut.

"Melalui pelatihan seperti ini, akan terbentuk satgas di setiap perusahaan sehingga tidak ada lagi kasus perburuan dan pembantaian orangutan, seperti yang pernah terjadi di Desa Puan Cepak, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara dan di beberapa areal perkebunan kelapa sawit lainnya di Kabupaten Kutai Timur," katanya.

"Jika seluruh perusahaan tidak hanya perkebunan kelapa sawit telah memiliki satgas khusus konservasi orangutan maupun satwa langka dan dilindungi, kami optimistis kasus Puan Cepak tidak akan terjadi lagi," ungkap Yaya Rayadin.

***3***

(T.A053/B/A023/A023) 11-04-2012 20:14:13

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012