Bontang (ANTARA News Kaltim) - Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Kota Bontang menggelar pemilihan duta baca yang diikuti sekitar 43 peserta dari kalangan pelajar di kota itu.

Kepala KPAD Kota Bontang Asdar Ibrahim di Bontang, Kamis, mengatakan, seleksi Duta Baca Kota Bontang, Kalimantan Timur, yang diikuti 43 peserta itu akan dikerucutkan menjadi 22 peserta yang lolos seleksi awal, kemudian disaring lagi menjadi 17 peserta.

Setelah melalui sejumlah tahapan seleksi akhirnya diperoleh juara Duta Baca yang didominasi sekolah unggulan seperti SMU Vidatra, SMU YPK dan SMUN I Bontang.

Asdar Ibrahim mengatakan bahwa buku yang harus dibaca dan dibuat resensinya memiliki ketebalan 356 halaman.

Dalam tahapan seleksi, peserta diharuskan mengerti, memahami, hapal nama pengarang, judul, penerbit, tahun penerbitan awal maupun tahun cetak ulang.

"Pelajar harus berpikir kritis, apakah buku layak dijual atau tidak, ide-ide menarik penulis. Dalam presentasinya di depan juri peserta harus menjelaskan pemahamannya bab per bab," kata Asdar.

Sedangkan para pelajar yang meraih juara mengakui bahwa membaca buku yang diberikan sehari sebelum lomba sekitar 16-17 jam. Para juara Duta Baca itu akan mewakili Bontang di tingkat Provinsi Kaltim.

Sementara itu, Staf ahli Wali Kota Bidang Kemasyarakatan dan SDM Marjuki saat membuka pemilihan Duta Baca Kota Bontang itu mengatakan, proses pembelajaran yang sebenarnya adalah di perpustakaan.

"Saat di sekolah, guru itu hanya sebagian kecil saja menyampaikan ilmu pengetahuan, dan 50 persennya ada di perpustakaan. Saat di perpustakaan tidak ada batas waktu, materi dan tempat," kata Marjuki.

Mantan Kepala KPAD Bontang itu merupakan perancang awal perpustakaan di Bontang.

Dia meminta kepada pengantinya agar optimalkan perpustakaan digital dengan pelayanan perpustakaan melalui website atau jaringan internet, dengan memprogramkan perpustakaan di daerah-daerah terpencil.

"Doronglah anak-anak sebelum umur sembilan tahun untuk membaca. Dengan membaca anak-anak akan banyak belajar narasi, argumentasi ilmiah," kata Marjuki.

Marjuki juga berharap di Bontang muncul penulis buku pelajaran, sehingga tidak "impor" terus buku-buku pelajaran dari penulis di Pulau Jawa.  (*)

Pewarta: Suratmi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012