Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Markas Korem 091/Aji Surya Natakusuma, Samarinda, Kalimantan Timur, diwarnai kenaikan pangkat 365 prajurit di kesatuan setempat, terdiri atas delapan perwira, 180 bintara, 168 tamtama, dan delapan prajurit naik pangkat penghargaan.


"Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dirangkai Upacara Korps Raport 365 prajurit jajaran Korem 091/ASN ini merupakan prajurit yang naik pangkat periode 1 Oktober 2019," kata Komandan Korem 091/ASN Brigjen TNI Widi Prasetijono setelah menjadi inspektur upacara di Markas Korem, Samarinda, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa kenaikan pangkat bagi setiap prajurit mengandung makna penting dalam meniti karier selanjutnya karena dengan kenaikan pangkat ini tentu peluang karier ke jenjang yang lebih tinggi makin terbuka.

Meski begitu, Danrem mengingatkan kenaikan pangkat bukan hak sepenuhnya bagi seorang prajurit karena dalam kenaikan pangkat harus melalui penilaian ketat sebelumnya dan terkait erat dengan sistem pembinaan personel, baik pada jabatan sebelumnya maupun jabatan yang dipercayakan saat ini.

Prajurit yang akan memperoleh kenaikan pangkat, lanjut dia, tidak cukup hanya didasarkan pada tuntutan formal administratif, tetapi harus juga diwujudkan dengan prestasi kerja, dedikasi, dan loyalitas pengabdian dalam mengemban amanah jabatan yang dipercayakan pada personal prajurit.

Menurut dia, kenaikan pangkat dapat berarti beban tugas dan tanggung jawab makin meningkat seiring dengan tingkat kepangkatan yang disandangnya. Semua juga harus menyadari bahwa kenaikan pangkat bukan hadiah, melainkan merupakan kepercayaan dan amanah.

"Untuk itu, bagi prajurit yang naik pangkat harus disertai dengan peningkatan profesionalisme dengan membudayakan belajar berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan tugas yang diemban," tuturnya.

Dalam Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di lapangan upacara Korem 091/ASN, Jalan Gajah Mada, Samarinda itu bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Mayor Inf. Purba.

Upacara diawali dengan pembacaan teks Pancasila oleh Danrem 091/ASN yang diikuti seluruh peserta upacara.

Pembacaan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dipercaya kepada Lettu CZI Sujadi, dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar Kesetiaan Pancasila oleh Letda Caj Arif.

Upacara peringatan ini untuk mengenang sejarah tragedi atas gugurnya putra-putra terbaik bangsa akibat tragedi G-30-S/PKI tahun 1965.

"Peristiwa ini merupakan bentuk penyelewengan PKI terhadap pemerintahan Republik Indonesia dalam mempertahankan ideologi Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia," ujar Widi saat menjadi inspektur upacara. ***2***

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019