Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Unjuk rasa ratusan mahasiswa yang menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat petang, berujung pada tindakan anarkis.

Aksi ratusan mahasiswa yang berasal dari berbagai elemen itu diawali dengan konvoi dari kampus Universitas Mulawarman menuju Simpang Empat Mal Lembuswana.

Namun di sepanjang jalan, mahasiswa melakukan tindakan kurang terpuji dengan merusak trotoar dan merobohkan sejumlah rambu lalu lintas.

Setelah sampai di Simpang Empat Mal Lembuswana, pengunjuk rasa membuat lingkaran dan memblokir jalur utama Kota Samarinda tersebut.

Selain berorasi, mahasiswa juga sempat membakar ban bekas di tengah jalan. Aksi mahasiswa tersebut menjadi tontonan warga, termasuk puluhan anak.

Ratusan polisi terlihat bersiaga tak jauh dari lokasi unjuk rasa mahasiswa. Situasi sempat memanas saat empat truk Brimob tiba di lokasi demo mahasiswa.

Kepala Polresta Samarinda Komisaris Besar Arief Prapto terlihat langsung memerintahkan ratusan personel Brimob tersebut menjauh dari tempat itu agar tidak memancing emosi mahasiswa.

Setelah berorasi di Simpang Empat Mal Lembuswana, pengunjuk rasa yang juga terlihat membawa kayu dan bendera menuju Kantor RRI Samarinda di Jalan M. Yamin yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi itu.

Sepanjang perjalanan, mahasiswa kembali merusak sejumlah tanaman dan rambu lalu lintas di Jalan M. Yamin.

Namun tak lama kemudian ratusan mahasiswa kembali ke Simpang Empat Mal Lembuswana dan merusak satu pos polisi lalu lintas. Tidak hanya melempari kaca, mereka juga terlihat semakin brutal dengan membakar pos polisi lalu lintas tersebut.

"Anda lihat sendiri, mereka (mahasiswa, red.) melakukan tindakan anarkis dengan melakukan pengrusakan fasilitas umum, namun kami tetap mencoba melakukan tindakan persuasif," kata Arief yang ditemui di lokasi unjuk rasa, Jumat petang.

Ratusan personel Dalmas dan puluhan anggota Satuan Intelkam dan Reskrim Polresta Samarinda yang berada di lokasi terlihat tidak berupaya menghalangi aksi anarkis mahasiswa tersebut.

"Kami telah memberikan kebebasan untuk melakukan demonstrasi dan selama ini polisi tidak menahan atau pun melakukan konfrontasi dengan mahasiswa, bahkan kami membantu mereka dengan mengamankan jalur tetapi ternyata inilah balasannya," katanya.

Pihaknya akan tetap melakukan upaya hukum terhadap oknum pengunjuk rasa yang anarkis tersebut.

"Namun, kami akan tetap melakukan upaya hukum terhadap oknum yang melakukan pengrusakan dan kami telah memiliki rekaman aksi anarkis tersebut. Jadi, tindakan demonstran ini murni kriminal," kata Arief Prapto.  (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012