Pemerintah Kabupaten Paser melibatkan desa wisata untuk turut menekan terjadinya inflasi di daerah dengan turut serta menanam komoditas pangan yang bisa mempengaruhi kenaikan inflasi.
"Seperti tanam pohon cabai. Hari ini kita berikan bibit pohon cabai kepada salah satu desa wisata yaitu Desa Janju,” kata Bupati Paser Yusriansyah Syarkawi usai kegiatan rapat Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID), Senin (26/8).
Tanaman cabai menurut Yusriansyah adalah komodiias yang rentan terhadap inflasi.Mudahan bisa dikembangkan di desa wisata yang berkomitmen peduli terhadap naik turunnya inflasi.
Menurutnya jika tanaman pohon cabai berhasil dikembangkan, setidaknya kebutuhan cabai di desa tersebut dapat memenuhi warga yang tinggal di pemukiman sekitar.
Berdasarkan instruksi pemerintah pusat, setiap daerah lanjut Yusriansyah, harus bisa menjaga nilai inflasi yang telah ditetapkan yaitu 3,52 persen.
"Caranya dengan menjaga harga sembilan bahan pokok tetap stabil, termasuk kegiatan melibatkan desa wisata yang peduli inflasi,” katanya.
Sementara Asisten Ekonomi pada Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Paser ,Ina Rosana mengatakan kondisi ekonomi di Paser sementara ini masih normal dan belum terjadi kenaikan inflasi.
Ia mengatakan inflasi di Kabupaten Paser masih bergantung pada daerah lain yaitu Kota Balikpapan. Berdasarkan data pada semester 1 Tahun 2019, per Juni 2019 tingkat inflasi di Balikpapan yakni 2,4 persen.
"Hal tersebut masih dibawah nilai inflasi nasional per Juni 2019 yaitu 3,28 persen,” kata Ina.
Sedangkan standar yang ditetapkan naisonal itu 3,5 persen, dengan plus minusnya 1 persen.
"Oleh karena itu kami terus upayakan menjaga harga kebutuhan pokok dengan gelar operasi pasar,” ucap Ina Rosana. (MC Kominfo Paser)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Seperti tanam pohon cabai. Hari ini kita berikan bibit pohon cabai kepada salah satu desa wisata yaitu Desa Janju,” kata Bupati Paser Yusriansyah Syarkawi usai kegiatan rapat Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID), Senin (26/8).
Tanaman cabai menurut Yusriansyah adalah komodiias yang rentan terhadap inflasi.Mudahan bisa dikembangkan di desa wisata yang berkomitmen peduli terhadap naik turunnya inflasi.
Menurutnya jika tanaman pohon cabai berhasil dikembangkan, setidaknya kebutuhan cabai di desa tersebut dapat memenuhi warga yang tinggal di pemukiman sekitar.
Berdasarkan instruksi pemerintah pusat, setiap daerah lanjut Yusriansyah, harus bisa menjaga nilai inflasi yang telah ditetapkan yaitu 3,52 persen.
"Caranya dengan menjaga harga sembilan bahan pokok tetap stabil, termasuk kegiatan melibatkan desa wisata yang peduli inflasi,” katanya.
Sementara Asisten Ekonomi pada Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Paser ,Ina Rosana mengatakan kondisi ekonomi di Paser sementara ini masih normal dan belum terjadi kenaikan inflasi.
Ia mengatakan inflasi di Kabupaten Paser masih bergantung pada daerah lain yaitu Kota Balikpapan. Berdasarkan data pada semester 1 Tahun 2019, per Juni 2019 tingkat inflasi di Balikpapan yakni 2,4 persen.
"Hal tersebut masih dibawah nilai inflasi nasional per Juni 2019 yaitu 3,28 persen,” kata Ina.
Sedangkan standar yang ditetapkan naisonal itu 3,5 persen, dengan plus minusnya 1 persen.
"Oleh karena itu kami terus upayakan menjaga harga kebutuhan pokok dengan gelar operasi pasar,” ucap Ina Rosana. (MC Kominfo Paser)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019