Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Sepinggan Balikpapan Letnan Kolonel Penerbang Riva Yanto memastikan pilot dan kopilot yang menerbangkan pesawat Batavia Air nomor penerbangan Y 2911 bersih dari kemungkinan mengonsumsi narkoba selama penerbangan.

"Kami sudah mengetes urine Kapten Pilot Didi Sambodo dan kopilot Muhammad Farin. Hasilnya negatif," tegas Danlanud, di Balikpapan, Rabu.

Pesawat Batavia Air tersebut terperosok saat mendarat di ujung landasan pacu Bandara Sepinggan Senin (12/3) pukul 11.30 Wita.

Kedua penerbang juga dipastikan dalam kondisi sehat dan prima saat mengendalikan pesawat.

Tes urin itu dilakukan atas permintaan Kementerian Perhubungan dan bekerja sama dengan Polres Balikpapan.

Pesawat mengangkut 176 penumpang dari Denpasar, Bali menuju Guangzhou, Cina. Seluruh penumpang selamat. Penumpang yang seluruhnya adalah turis yang berlibur ke Bali itu baru melanjutkan perjalanan pukul 19.30 Wita dengan pesawat Batavia Air yang sedianya melayani rute Balikpapan-Manado.

Karena kejadian ini, Bandara Sepinggan sempat ditutup selama dua jam hingga pukul 13.30 Wita. Sejumlah penerbangan yang akan mendarat di Sepinggan terpaksa dialihkan ke Banjarmasin atau kembali ke bandara asalnya. Sebagian penerbangan lain terpaksa ditunda.

Penyebab pesawat terperosok di ujung landasan, menurut Letkol Riva, kemungkinan besar adalah angin dari buritan atau tail wind. Tail wind itu juga yang menyebabkan pesawat Lion Air terperosok di tempat yang sama Oktober tahun lalu.

"Pesawat didorong angin berkecepatan tinggi dari belakang sehingga tidak bisa langsung berhenti begitu saja, melainkan terpaksa terus jalan hingga ujung landasan dan terpaksa masuk RESA," kata Letkol Riva.

RESA adalah runaway end safety area, daerah sepanjang 90 meter di ujung landasan pacu yang memang didesain untuk menahan pesawat yang overrun, kelewatan, agar tidak terus hingga ke laut.

Tail wind bisa terjadi kapan saja, baik dalam cuaca cerah, lebih-lebih lagi dalam hujan dan berangin.

Di Bandara Sepinggan kejadian ini adalah yang keempat dalam lima tahun terakhir. Batavia Air mengalaminya dua kali, Garuda Indonesia dan Lion Air sekali. Batavia Air PK-YVE ini mengalaminya dalam cuaca cerah di mana matahari bersinar terang. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012