Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, masih endemis penyakit malaria karena hingga Juli 2019 ditemukan  520 warga terserang malaria dari pemeriksaan secara klinis maupun laboratorium.

Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Eka Wardhana saat ditemui, Senin mengatakan, mayoritas warga yang terserang malaria itu, merupakan pendatang yang mencari kayu di wilayah Penajam Paser Utara.

Sebagai upaya pencegahan menurut Eka Wardhana, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara akan mendirikan pos malaria di kawasan kerja masyarakat pencari kayu.

"Kami akan berupaya mendirikan pos malaria hutan di areal kerja warga pencari kayu untuk menekan penyebaran malaria," ujarnya.

"Pos malaria hutan bertugas melakukan deteksi dini, pekerja pencari kayu atau pengelola kebun yang masuk ke hutan harus dites malaria terlebih dahulu," kata Eka Wardhana.

Ia menimpali lagi, warga yang positif terserang malaria tersebut didominasi buruh perusahaan kayu atau orang yang mencari kayu di wilayah Penajam Paser Utara, serta masyarakat yang membuka kebun dalam hutan.

Penyebab utama penyebaran malaria itu juga lanjut Eka Wardhana, karena adanya penebangan dan pembakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara.

Banyaknya pekerja pencari kayu baru yang datang dari luar Kabupaten Penajam Paser Utara, juga menjadi faktor meningkatnya kasus malaria di daerah itu.

"Banyaknya pendatang pekerja pencari kayu, serta adanya penebangan dan pembakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara dapat berisiko terjadi peningkatan kasus malaria," ucap Eka Wardhana.

Penekanan kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara tambahnya, harus dilakukan berkesinambungan hingga ke wilayah perbatasan antarkabupaten.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019