Musim kemarau yang melanda Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, sekitar sebulan terakhir, berdampak pada naiknya harga (inflasi) pada beberapa komoditas yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari.


"Banyak komoditas yang harganya naik, misalnya bulan lalu harga elpiji yang isi 3 kg masih Rp40 ribu, tapi semenjak musim kemarau ini harganya sudah naik menjadi Rp60 ribu per tabung," ujar Yudhi, warga RT X Kampung Ujoh Bilang, Jumat.

Ia mengaku dalam sebulan rata-rata empat kali membeli elpiji yang isi 3 kg, karena ia bersama lima rekan lainnya mengontrak di salah satu rumah warga. Enam orang tersebut masak sendiri di rumah sehingga elpiji yang habis paling lama seminggu itu dinilai wajar.

Sedangkan untuk tabung elpiji yang isi 12 kg harganya Rp220 ribu per tabung. Ia dan teman-temannya lebih memilih elpiji isi 3 kg karena perbandingan harga yang tidak terlalu jauh. Selain itu, elpiji yang 3 kg lebih gampang membawanya, sementara yang isi 12 kg lebih besar dan lebih berat saat dibawa.

Berdasarkan keterangan pengecer elpiji, lanjut Yudi, naiknya harga elpiji sebagai akibat dari musim kemarau dalam sebulan terakhir sehingga menyebabkan Sungai Mahakam di wilayah Mahulu menjadi surut dan kapal pengangkut kebutuhan pokok tidak bisa lewat.

"Kapal barang dari Samarinda hanya sampai di Long Iram, Kabupaten Kutai Barat. Ada juga kapal yang agak kecil dan hanya sampai di hilir Kecamatan Laham, sehingga barang-barang kebutuhan pokok harus diangkut lagi menggunakan ketinting atau speedboat agar bisa ke Ujoh Bilang," katanya.

Berdasarkan transportasi yang harus berpindah tersebut, maka hal ini tentu berdampak pada ongkos angkut yang bertambah, sehingga pengecer maupun pedagang harus menaikkan harga jual agar tidak merugi. Hal inilah yang kemudian berdampak pada tingginya harga di tingkat konsumen.

Ia berharap jalan tembus dari Kutai Barat ke Mahulu segera terbangun agar jalur transportasi orang dan barang di Mahulu tidak bergantung pada sungai. Jika ada jalan darat, diyakini harga barang di Mahulu akan lebih murah karena selain bisa lebih cepat juga biaya angkutnya lebih ringan ketimbang lewat sungai. ***1***

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019