Pembangunan siring untuk mengantisipasi longsor susulan di lokasi bencana tanah longsor Desa Bukit Raya, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, ditargetkan rampung dalam jangka waktu dua bulan.
Ex officio Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Tohar saat ditemui, Jumat, mengatakan proses pembangunan siring di lokasi longsor Desa Bukit Raya memasuki tahap peletakan pondasi dasar.
"Kami minta pembuatan siring itu dikeruk dari dasar untuk memperkuat pondasi di sisi sungai," ujar Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut.
Untuk pondasi awal lanjut Tohar, harus dilakukan pengerukan hingga ke bawah untuk memperkuat bagian dasar siring.
Pembangunan siring bermaterial beton di SD Negeri 017 Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku tersebut menggunakan teknik terasiring,
"Teknik terasiring untuk mengurangi panjang lereng sekaligus menahan air, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya longsor," jelas Tohar.
Pembuatan siring beton sepanjang 30 meter dengan ketinggian sekitar tiga sampai empat meter tersebut, untuk mengantisipasi longsor susulan dan berdampak terhadap gedung SD Negeri 017 yang tidak jauh dari titik longsor.
"Kami targetkan pembangunan siring beton di titik tanah longsor itu dapat terselesaikan dalam waktu dua bulan." kata Tohar.
Anggaran pembangunan siring beton di lokasi bencana tanah longsor Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku tersebut bersumber dari belanja tidak terduga sekitar Rp530 juta.
Bencana tanah longsor yang terjadi pada 11 Mei 2019 itu, berdampak terhadap gedung SD Negeri 017 yang tidak jauh dari titik tanah longsor.
Jika terjadi longsor susulan bisa mengakibatkan tidak ada akses jalan untuk masuk menuju sekolah, serta berdampak pada bangunan sekolah yang ikut roboh.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
Ex officio Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Tohar saat ditemui, Jumat, mengatakan proses pembangunan siring di lokasi longsor Desa Bukit Raya memasuki tahap peletakan pondasi dasar.
"Kami minta pembuatan siring itu dikeruk dari dasar untuk memperkuat pondasi di sisi sungai," ujar Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut.
Untuk pondasi awal lanjut Tohar, harus dilakukan pengerukan hingga ke bawah untuk memperkuat bagian dasar siring.
Pembangunan siring bermaterial beton di SD Negeri 017 Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku tersebut menggunakan teknik terasiring,
"Teknik terasiring untuk mengurangi panjang lereng sekaligus menahan air, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya longsor," jelas Tohar.
Pembuatan siring beton sepanjang 30 meter dengan ketinggian sekitar tiga sampai empat meter tersebut, untuk mengantisipasi longsor susulan dan berdampak terhadap gedung SD Negeri 017 yang tidak jauh dari titik longsor.
"Kami targetkan pembangunan siring beton di titik tanah longsor itu dapat terselesaikan dalam waktu dua bulan." kata Tohar.
Anggaran pembangunan siring beton di lokasi bencana tanah longsor Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku tersebut bersumber dari belanja tidak terduga sekitar Rp530 juta.
Bencana tanah longsor yang terjadi pada 11 Mei 2019 itu, berdampak terhadap gedung SD Negeri 017 yang tidak jauh dari titik tanah longsor.
Jika terjadi longsor susulan bisa mengakibatkan tidak ada akses jalan untuk masuk menuju sekolah, serta berdampak pada bangunan sekolah yang ikut roboh.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019