Rembuk Stunting yang dilaksanakan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menghasilkan beberapa kesepakatan penting. Diantaranya Pemkab beserta masyarakat Kukar berkomitmen melaksanakan Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi (P2ST).


"Seluruh organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi kesehatan, perguruan tinggi, serta forum tanggung jawab sosial perusahaan bekerja sama untuk membantu pemerintah dalam percepatan pencegahan dan penanganan stunting terintegrasi," ujar Ketua Tim Koordinasi Konvergensi Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi (KP2ST) Kukar, Sunggono dalam laporannya pada Rembuk Stunting Kukar, di RSUD AM Parikesit, Kamis (13/6).

Penanganan dan pembiayaan kegiatan percepatan pencegahan penanganan stunting terintegrasi bersumber dari dana APBD, APBDes, APBN, CSR, dan sumber dana lainnya yang sah.

Sebagai tindak lanjut akan dilakukan pembentukan tim koordinasi konvergensi percepatan pencegahan dan penanganan stunting yang terintegrasi di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kemudian dilanjutkan dengan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan percepatan pencegahan dan penanganan stunting yang terintegrasi yang diikuti monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan percepatan pencegahan dan penanganan stunting terintegrasi.

"Dengan kegiatan ini kita semakin memahami apa itu tugas Tim KP2ST sehingga meningkatkan komitmen. Hari ini akan dipaparkan peran masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan P2ST," sebutnya.

Sebagai penunjang tim diharapkan dapat mengembangkan potensi bahan pangan lokal dalam makanan tambahan sebagai upaya percepatan pencegahan dan penanganan stunting yang terintegrasi di wilayah Kabupaten Kukar.

Seperti diketahui, daerah cakupan kegiatan percepatan pencegahan dan penanganan stunting yang terintegrasi di wilayah Kukar tersebar pada beberapa desa di 21 Kecamatan se Kecamatan Kukar.

Berdasarkan data per Mei 2019, jumlah anak stunting atau pendek dan sangat kerdil terbanyak terdapat di Desa Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, di Bawah penanganan Puskesmas Perangat sebanyak 75 orang dengan prevalensi 38,66.

Sedangkan yang jumlahnya paling sedikit di Desa Sungai Bawang, Kecamatan Muara Badak di bawah penanganan Puskesmas Badak Baru sebanyak 6 orang dengan prevalensi 30,00.

Rembuk merupakan rangkaian pelaksanaan kegiatan P2ST dalam rangka penyusunan program yang dilaksanakan di Kukar sejak Pebruari 2019 dengan diawali analisis stunting perdesa.

Hadir dalam rembuk Kepala DPMPD Kaltim, Kepala Dinkes Kaltim, DPRD Kukar, OPD Kukar, camat se Kukar, kepala Desa terpilih se Kukar, puskesmas terpilih, TJSP, organsiasi profesi kesehatan, dan ormas terkait lingkup Kukar.

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019