Tingkat kesulitan distribusi logistik Pemilu di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), kawasan perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur cukup tinggi, yakni mencapai 54 persen, karena dari 50 kampung (desa) yang ada, 27 di antaranya harus melalui riam ekstrem dan sebagian masuk sungai kecil.


"Sebanyak 27 kampung yang masuk kawasan ekstrem dalam distribusi logistik itu tersebar pada semua kecamatan (lima kecamatan), namun ada juga kecamatan yang hanya terdapat satu atau dua kampung yang sulit dijangkau," ujar Komisioner KPU Mahulu Andreas Arinda Natakusuma di Long Bagun.

Kampung-kampung yang sulit dalam distribusi logistik karena sebagian besar harus melalui hulu Sungai Mahakam dengan riam yang membahayakan bagi keselamatan jiwa, termasuk rawan akan tenggelamnya logistik, apalagi Pilkada tahun 2015 lalu pernah terjadi logistik tenggelam akibat speedboat yang ditumpangi karam setelah menabrak batu.

Untuk itu, atas rencana pengangkutan logistik pemilu menggunakan helikopter melalui kerja sama dengan Kodam VI/Mulawarman, ia mengaku bersyukur karena hal itu dapat menghilangkan risiko tenggelamnya logistik di riam, walau pengangkutan logistik itu hanya untuk dua kecamatan di hulu Mahakam, yakni Kecamatan Long Pahangai dan Kecamatan Long Apari.

Di dua kecamatan ini terdapat 23 kampung, yakni 13 kampung di Kecamatan Long Pahangai dan 10 kampung di Kecamatan Long Apari. Untuk menuju dua kecamatan ini harus melewati dua riam, yakni Riam Udang dan Riam Panjang, sementara dalam kawasan riam tersebut terdapat beberapa anak riam.

Ketika melewati riam-riam itu, motoris speedboat maupun longboat (perahu panjang bermesin dua-tiga) harus ekstra hati-hati karena selain arus yang deras juga terjal, sehingga motoris harus piawai mengemudikan secara zig-zag. Jika tidak cermat, bisa jadi longboat yang dikemudikan akan menabrak batu yang terkadang tidak terlihat di permukaan.

Kemudian di Kecamatan Long Bagun juga ada satu kampung yang sulit dalam distribusi logistik, yakni Kampung Batoq Kelo karena untuk mencapainya harus melewati Riam Haloq dan Riam Udang. Kampung ini berada di perbatasan dengan Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai.

Kampung lain yang juga ekstrem ada di Kecamatan Laham, yakni Kampung Nyaribungan. Kampung yang berada di Sungai Ratah, anak Mahakam ini juga harus melalui riam berbahaya dengan arus deras dan banyak bebatuan besar.

Untuk menuju kampung ini dibutuhkan waktu tempuh sekitar 8 jam menggunakan perahu ketinting dari muaranya. Namun untuk menuju kampung ini masih dimungkinkan melalui jalur darat jika kondisi jalan tidak berlumpur.

Berikutnya adalah Kecamatan Long Hubung. Di kawasan ini terdapat dua kampung yang juga masuk anak Mahakam, yakni Sungai Pariq. Sebenarnya bantaran sungai ini terdapat tiga kampung, yakni Matalibaq, Wana Pariq, dan Tri Pariq Makmur.

Namun untuk Kampung Matalibaq lokasinya masih dekat dengan Mahakam, yakni hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 40 menit dari muaranya, sehingga tidak masuk dalam kategori ekstrem karena masih mudah dijangkau.

"Sementara untuk dua kampung lainnya, yakni Wana Pariq dan Tri Pariq Makmur, itu yang jauh lagi masuk ke dalam dan sungai di bagian hulunya kecil. Inilah beberapa kampung yang ekstrem dalam distribusi logistik, jadi perlu perencanaan matang dan kehati-hatian dalam distribusinya," kata Arinda.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019