Palang Merah Indonesia atau PMI Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, hingga kini belum memiliki sumber daya manusia (SDM) dan peralatan medis yang memadai sehingga tidak dapat melayani masyarakat secara optimal.


Informasi yang diperoleh, Kamis, menyebutkan, Kantor PMI Kabupaten Penajam Paser Utara yang diresmikan pada awal 2017 belum bisa berfungsi secara optimal melayani masyarakat karena belum dilengkapi sarana dan SDM yang memadai.

Kantor PMI Kabupaten Penajam Paser Utara yang dibangun di kawasan Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Ratu Aji Putri Botung tersebut, menghabiskan dana Rp1,4 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja atau APBD kabupaten.

"SDM dan sarana jadi masalah atau kendala utama kegiatan PMI," jelas Ketua PMI Kabupaten Penajam Paser Utara Hamdam ketika dikonfirmasi terkait kinerja PMI yang belum optimal.

Dana hibah untuk pengadaan peralatan medis lebih kurang Rp2 miliar lanjut Wakil Bupati Penajam Paser Utara tersebut, hingga saat ini masih tertunda.

PMI Kabupaten Penajam Paser Utara menurut Hamdam, awalnya merencanakan pembelian peralatan medis pada pertengahan 2017, namun tertunda hingga kini.

Selain terkendala paralatan medis, PMI Kabupaten Penajam Paser Utara juga belum memiliki SDM yang mumpuni.

PMI Kabupaten Penajam Paser Utara masih bergantung kepada petugas PMI Kota Balikpapan untuk pelayanan donor serta penyimpanan darah.

Sehingga sampai saat ini masyarakat atau pasien di Kabupaten Penajam Paser Utara yang membutuhkan darah harus ke Kantor PMI Kota Balikpapan.

Warga yang membutuhkan sering mengeluh karena harus mengeluarkan tenaga dan biaya tambahan untuk mengambil darah di Kota Balikpapan.

Sementara kebutuhan darah di RSUD Ratu Aji Putri Botung terus mengalami peningkatan, sehingga diharapkan PMI Kabupaten Penajam Paser Utara dapat segera beroperasi optimal selama 24 jam melayani masyarakat.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019