Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Tiga pekerja pabrik tahu yang meledak menjalani pemeriksaan di Polsek Loa Janan, Polres Kutai Kartanegara, Polda Kalimantan Timur.

Ledakan pabrik tahu yang terjadi pada Jumat pagi sekitar pukul 07.45 Wita di Jalan Soekarno-Hatta atau kilometer empat posor Samarinda-Balikpapan Gang Usaha Tani RT. 24 Kelurahan Loa Janan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Loa Janan, Kutai Kartanegara tersebut, menewaskan Arifin (20) serta melukai seorang pekerja lainnya Nardi.  

Ketiga pekerja pabrik tahu yang berhasil selamat pada ledakan ketel uap atau boiler mini yakni, Rowi, Nardi dan Candra terlihat menjalani pemeriksaan di Polsek Loa Janan hingga Jumat sore.

"Ketiganya diperiksa terkait ledakan ketel uap di pabrik tahu Blitar milik Suyani pagi tadi," ungkap Kepala Seksi Humas Polsek Loa Janan, Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Priyo Nugroho kepada wartawan, Jumat sore.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara kata Priyo Nugroho, ledakan di pabrik tahu tersebut disebabkan alat pengukur tekanan tidak normal.

"Dari keterangan ketiga pekerja yang sampai saat ini masih dimintai keterangan, ledakan diduga akibat adanya kebocoran pada ketel uap itu ditambah tidak berfungsinya alat pengukur temperatur. Namun, kepastian ledakan tersebut masih diselidiki lebih lanjut," kata Priyo Nugroho.

Sebelum terjadi ledakan kata Kasi Humas Polsek Loa Janan itu, salah seorang pekerja sempat mendengar suara mendesis dari bagian belakang ketel uap tersebut.

"Salah seorang pekerja, Nardi berada persis dis amping ketel uap tersebut dan dia mengaku sempat mendengar suara mendesis tetapi suara tersebut justru datang dari belakang ketel uap. Semestinya, pada tekanan 180 derajat alat otomatis untuk mengukur temperatur akan berbunyi, namun ternyata suara itu justru berasal dari bagian belakang," katanya.

"Saat itu, Nardi berada di tangga persis di samping ketel uap itu dan melihat dengan jelas rekannya Arifin yang hendak mencari asal suara itu namun tiba-tiba terjadi ledakan dan menyebabkan rekannya meninggal. Dia (Nardi) juga sempat terkena percikan pada bahagian kaki namun lukanya tidak terlalu parah sementara Arifin tewas seketika dengan kondisi yang sangat mengenaskan karena hampir seluruh bagian tubuhnya hancur," ungkap Priyo Nugroho.

Pemilik pabrik tahu Blitar tersebut lanjut Priyo Nugroho belum dimintai keterangan terkait peristiwa itu.

"Pemilik pabrik itu, Suyani tengah berada di luar kota sehingga sampai saat ini belum dimintai keterangan. Jasad korban hingga saat ini masih berada di kamar mayat RSUD AW. Sjahrani," kata Priyo Nugroho.

Dari pantauan hingga Jumat sore di lokasi ledakan, beberapa warga terlihat masih terus mencari beberapa bagian tubuh korban di balik tumpukan kayu dan puing-puing bangunan yang masih berserakan. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011