Prajurit TNI AD yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Malaysia mengamankan sebanyak 14 warga negara asing (WNA) diduga dari Malaysia yang ditengarai sebagai Suku Bajau, setelah mereka terdampar di perairan yang masuk Kecamatan Sebatik.


"Tindakan pengamanan terhadap WNA yang terdampar di perairan di kawasan Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ini, dilakukan oleh Anggota Satgas Pamtas Yonif Raider 613/Raja Alam," ujar Kepala Penerangan Korem 091/ASN, Kapten Arh Azrul Azis di Samarinda, Jumat.

Dalam peristiwa yang terjadi pada Kamis (21/3) itu, diamankan satu speedboat dan satu kapal kayu yang bermuatan 14 orang WNA asal Malaysia, setelah adanya laporan dari warga Tanjung Aru yang melihat adanya sekelompok orang bukan dari warga setempat.

Namun setelah dilakukan pemeriksaan oleh prajurit, ternyata kapal tersebut mengalami kerusakan baling-baling saat memasuki perairan wilayah Indonesia.

"Informasi adanya speedboat dan kapal tersebut bermula dari laporan dari Johan, warga setempat yang melihat kejadian tidak wajar di perairan Desa Tanjung Aru. Kemudian warga melaporkan hal tersebut kepada anggota Satgas Pamtas Yonif Raider 613/Raja Alam di Pos Tanjung Aru," katanya.

Mendapatkan informasi tersebut, kemudian Komandan Pos Tanjung Aru, Letda Inf Anak Agung A.P beserta anggota mendatangi guna melakukan pemeriksaan awal dan mengevakuasi kapal serta speedboat tersebut menuju ke dermaga di dekat Pos Tanjung Aru.

Saat dilakukan pemeriksaan terhadap muatan isi kapal kayu dan speedboat sekitar pukul 07.00 waktu setempat, ditemukan 14 orang WNA asal Malaysia yang terdiri dari 8 orang laki-laki (5 dewasa, 3 anak-anak) dan 6 orang perempuan (3 dewasa, 3 anak-anak). 

Saat diperiksa, ternyata beberapa anak-anak tersebut diketahui dalam kondisi sakit, salah satu diantaranya masih berusia 1 bulan. Melihat kondisi tersebut, anggota Pos Tanjung Aru berupaya untuk memberikan pertolongan dengan melakukan pengobatan kemudian berkoordinasi dengan petugas kesehatan di Puskesmas Sebatik Timur.

Ia menuturkan bahwa para WNA tersebut tidak dilengkapi dengan identitas diri maupun dokumen keimigrasian. Bahkan hanya ada satu orang di antara mereka yang dapat berbahasa Indonesia.

Ia juga mengatakan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh tim gabungan keamanan dan instansi terkait, terungkap bahwa tujuan para WNA itu memasuki perairan Indonesia adalah untuk mencari ikan, tepatnya di perairan Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, namun mereka tidak sampai perairan Berau karena kapal mereka rusak saat di Tanjung Aru.

Sementara Dansatgas Pamtas RI-Malaysia Yonif Raider 613/Raja Alam, Letkol Inf Fardin Wardhana melalui Komandan SSK I, Kapten Inf Roy Satrya Pasaribu mengatakan, para WNA tersebut telah diserahkan kepada Kantor Imigrasi untuk dilakukan pemulangan kembali karena mereka masuk wilayah Indonesia tanpa dilengkapi dokumen resmi keimigrasian. ***2***

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019