Tanjung Redeb (ANTARA Kaltim News) - Wakil Bupati Berau Abdul Rifai mensinyalir ada spekulan yang bermain dengan menimbun bahan bakar minyak (BBM), hingga menyebabkan antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Kepada wartawan di Tanjung Redeb, Berau, Jumat, Wabup Rifai mengatakan, setelah bulan dua bulan krisis bahan bakar minyak terutama bensin dan solar di Kabupaten Berau, kini masyarakat khususnya warga kota kembali harus mengantri panjang untuk mengisi BBM di SPBU jalan Bujangga dan di jalan H Isa III di Tanjung Redeb.
Menurut dia, terulangnya kejadian itu merupakan ulah spekulan yang kembali bermain, bahkan Wabup mengaku SMS kembali membanjiri telepon selulernya dua hari terakhir berisi keluhan masyarakat terhadap kelangkaan BBM, khususnya premium.
"Sebelumnya kita bisa mengatasi setelah ada depo Maluang serta penerapan harga eceran standar, namun kini mulai terulang lagi akibat ulah spekulan," katanya.
Pemkab Berau, ujar Rifai, telah mengambil resiko dengan penerapan harga eceran yakni Rp6.000 yang menurut aturan tidak diperbolehkan. Namun hal itu, menurut Wabup, sebagai salah satu upaya menekan persoalan BBM yang terjadi.
Dengan kejadian itu, kata Wabup, pada Jumat (16/12) tim terpadu yang ada akan memantau dan melakukan penertiban terhadap pengecer atau spekulan yang bermain.
"Sebab jika sudah lama akan susah melakukan penertiban, sehingga sebelum persoalan ini menjadi besar, segera kita tindak lanjuti," katanya.
Kemungkinan besar, ujar Wabup, spekulan sengaja kembali menyimpan BBM memanfaatkan kekosongan beberapa SPBU yang ada.Hal itu menurutnya terlihat dengan serentaknya kekosongan premium ditingkat pengecer.
Ditambahkannya, persoalan antrean panjang dan kelangkaan hingga tingkat pengecer merupakan dampak kepanikan masyarakat. Untuk itu, masyarakat diminta untuk tidak panik menghadapi kekosongan salah satu SPBU. Karena hingga saat ini berdasarkan pantauan yang disampaikan Rifai, pasokan premium ke Berau masih normal dan dipastikan akan aman jelang Natal dan tahun baru.
Sementara itu, Kamaruddin, anggota Komisi I DPRD Berau mengungkapkan hampir sepekan terakhir kelangkaan BBM di Kabupaten Berau, sontak premium ditingkat pengecer juga ikut?ikutan mengalami kelangkaan.
Kalau pun ada yang menjual, katanya, harga Premium per botol pada umum nya di jual Rp6.000, naik menjadi Rp7.000, dan itu pun takarannya mendekati separuh botol. Bahkan ada yang berani menjual Rp9.000, dengan alasan banyak SPBU yang tidak beroperasi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
Kepada wartawan di Tanjung Redeb, Berau, Jumat, Wabup Rifai mengatakan, setelah bulan dua bulan krisis bahan bakar minyak terutama bensin dan solar di Kabupaten Berau, kini masyarakat khususnya warga kota kembali harus mengantri panjang untuk mengisi BBM di SPBU jalan Bujangga dan di jalan H Isa III di Tanjung Redeb.
Menurut dia, terulangnya kejadian itu merupakan ulah spekulan yang kembali bermain, bahkan Wabup mengaku SMS kembali membanjiri telepon selulernya dua hari terakhir berisi keluhan masyarakat terhadap kelangkaan BBM, khususnya premium.
"Sebelumnya kita bisa mengatasi setelah ada depo Maluang serta penerapan harga eceran standar, namun kini mulai terulang lagi akibat ulah spekulan," katanya.
Pemkab Berau, ujar Rifai, telah mengambil resiko dengan penerapan harga eceran yakni Rp6.000 yang menurut aturan tidak diperbolehkan. Namun hal itu, menurut Wabup, sebagai salah satu upaya menekan persoalan BBM yang terjadi.
Dengan kejadian itu, kata Wabup, pada Jumat (16/12) tim terpadu yang ada akan memantau dan melakukan penertiban terhadap pengecer atau spekulan yang bermain.
"Sebab jika sudah lama akan susah melakukan penertiban, sehingga sebelum persoalan ini menjadi besar, segera kita tindak lanjuti," katanya.
Kemungkinan besar, ujar Wabup, spekulan sengaja kembali menyimpan BBM memanfaatkan kekosongan beberapa SPBU yang ada.Hal itu menurutnya terlihat dengan serentaknya kekosongan premium ditingkat pengecer.
Ditambahkannya, persoalan antrean panjang dan kelangkaan hingga tingkat pengecer merupakan dampak kepanikan masyarakat. Untuk itu, masyarakat diminta untuk tidak panik menghadapi kekosongan salah satu SPBU. Karena hingga saat ini berdasarkan pantauan yang disampaikan Rifai, pasokan premium ke Berau masih normal dan dipastikan akan aman jelang Natal dan tahun baru.
Sementara itu, Kamaruddin, anggota Komisi I DPRD Berau mengungkapkan hampir sepekan terakhir kelangkaan BBM di Kabupaten Berau, sontak premium ditingkat pengecer juga ikut?ikutan mengalami kelangkaan.
Kalau pun ada yang menjual, katanya, harga Premium per botol pada umum nya di jual Rp6.000, naik menjadi Rp7.000, dan itu pun takarannya mendekati separuh botol. Bahkan ada yang berani menjual Rp9.000, dengan alasan banyak SPBU yang tidak beroperasi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011