Balikpapan (ANTARA Kaltim News) - Ketua DRPD Kalimantan Timur Mukmin Faisjal mendukung sepenuhnya perjuangan pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mendapatkan hak turut serta mengelola Blok Mahakam, ladang gas yang kini masih dikuasai Total E&P Indonesie (TEPI).
"Sudah saatnya blok ini dikelola oleh kita sendiri," katanya di sela acara Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Partai Golkar Kalimantan Timur di Hotel Blue Sky Balikpapan, Senin.
Kontrak TEPI akan berakhir pada 31 Maret 2017. TEPI telah menambang gas dan minyak di kawasan itu sejak 1967, mendapat perpanjangan kontrak pada 1997 untuk 20 tahun, dan sekarang kembali mengajukan perpanjangan kontrak atas Blok Mahakam tersebut.
Mukmin juga meminta Pemprov Kaltim dan Pemkab Kukar sepakat dalam hal pembagian "fee" dari 10 persen hak turut serta atau "participating interest" (PI) pengelolaan blok tersebut.
"Kalau kita terlalu asyik bertengkar sendiri, justru orang lain yang masuk dan mengambil keuntungan," kata Mukmin.
Sementara ini, dari 10 persen PI tersebut, Pemprov Kaltim menawarkan pembagian 60 persen untuk Kukar dan 40 persen untuk pemerintah provinsi, sementara Kukar menginginkan "fee" hingga 75 persen.
Blok Mahakam adalah sebutan untuk kawasan di delta Sungai Mahakam, di mana Total Exploration and Production Indonesie (TEPI) mengangkat 2,3 billion cubic feet per tahun dari 600 sumur produksi.
Sesuai dengan kontrak penjualan, sebagian besar gas itu dijual ke Jepang.
Pemprov Kaltim menyiapkan PT Migas Mandiri Pratama dengan modal Rp160 miliar dan Pemkab Kukar mendorong anak Perusda Tunggang Parangan, PT Tiling Madang Petroleum yang dimodali Rp350 miliar untuk bergabung dalam 10 persen PI.
Pemerintah pusat sendiri akan masuk melalui Pertamina dengan membeli 55 persen saham. Saat ini saham Blok Mahakam dipegang 50 persen oleh Total EP Indonesie (Prancis) dan 50 persen oleh Inpex Corp Jepang.
Menurut sejumlah data, Blok Mahakam diperkirakan masih menyimpan cadangan gas sekitar 14 triliun kaki kubik (tcf), lebih besar dari cadangan gas Tangguh, Papua, yang sementara ini diketahui hanya 8 tcf.
Secara administratif, kata dia, kawasan ini berada di bawah Kabupaten Kutai Kartanegara. Bagi hasil gas dan minyak dari Blok Mahakam inilah yang diantaranya menjadikan Kukar sebagai kabupaten terkaya di Indonesia dengan menerima bagi hasil migas hampir 90 persen dari APBD-nya yang mencapai Rp5,1 triliun.
"Sejak 1967 hingga 2009, total produksi blok Mahakam telah mencapai 13,7 triliun kaki kubik (tcf) gas dan 1.065,5 juta barel minyak.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Sudah saatnya blok ini dikelola oleh kita sendiri," katanya di sela acara Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Partai Golkar Kalimantan Timur di Hotel Blue Sky Balikpapan, Senin.
Kontrak TEPI akan berakhir pada 31 Maret 2017. TEPI telah menambang gas dan minyak di kawasan itu sejak 1967, mendapat perpanjangan kontrak pada 1997 untuk 20 tahun, dan sekarang kembali mengajukan perpanjangan kontrak atas Blok Mahakam tersebut.
Mukmin juga meminta Pemprov Kaltim dan Pemkab Kukar sepakat dalam hal pembagian "fee" dari 10 persen hak turut serta atau "participating interest" (PI) pengelolaan blok tersebut.
"Kalau kita terlalu asyik bertengkar sendiri, justru orang lain yang masuk dan mengambil keuntungan," kata Mukmin.
Sementara ini, dari 10 persen PI tersebut, Pemprov Kaltim menawarkan pembagian 60 persen untuk Kukar dan 40 persen untuk pemerintah provinsi, sementara Kukar menginginkan "fee" hingga 75 persen.
Blok Mahakam adalah sebutan untuk kawasan di delta Sungai Mahakam, di mana Total Exploration and Production Indonesie (TEPI) mengangkat 2,3 billion cubic feet per tahun dari 600 sumur produksi.
Sesuai dengan kontrak penjualan, sebagian besar gas itu dijual ke Jepang.
Pemprov Kaltim menyiapkan PT Migas Mandiri Pratama dengan modal Rp160 miliar dan Pemkab Kukar mendorong anak Perusda Tunggang Parangan, PT Tiling Madang Petroleum yang dimodali Rp350 miliar untuk bergabung dalam 10 persen PI.
Pemerintah pusat sendiri akan masuk melalui Pertamina dengan membeli 55 persen saham. Saat ini saham Blok Mahakam dipegang 50 persen oleh Total EP Indonesie (Prancis) dan 50 persen oleh Inpex Corp Jepang.
Menurut sejumlah data, Blok Mahakam diperkirakan masih menyimpan cadangan gas sekitar 14 triliun kaki kubik (tcf), lebih besar dari cadangan gas Tangguh, Papua, yang sementara ini diketahui hanya 8 tcf.
Secara administratif, kata dia, kawasan ini berada di bawah Kabupaten Kutai Kartanegara. Bagi hasil gas dan minyak dari Blok Mahakam inilah yang diantaranya menjadikan Kukar sebagai kabupaten terkaya di Indonesia dengan menerima bagi hasil migas hampir 90 persen dari APBD-nya yang mencapai Rp5,1 triliun.
"Sejak 1967 hingga 2009, total produksi blok Mahakam telah mencapai 13,7 triliun kaki kubik (tcf) gas dan 1.065,5 juta barel minyak.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011