Jakarta (ANTARA News) - Maskapai Citilink Indonesia setuju dengan penundaan pemberlakuan bagasi berbayar setelah melakukan konsolidasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyusul desakan Komisi V DPR untuk penundaan tersebut. 


"Berdasarkan konsolidasi tersebut, pihak Citilink menyetujui untuk melakukan penundaan penerapan bagasi berbayar hingga waktu yang belum ditentukan," kata Polana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Dalam Rapat kerja tersebut, Dirjen Perhubungan Udara Polana B Pramesti juga mengatakan sedang melakukan evaluasi dan penilaian penerapan ketentuan bagasi berbayar sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 185 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Dalam Negeri.

Baca juga: Citilink berlakukan bagasi berbayar mulai 8 Februari

"Kami akan lakukan kajian atau evaluasi terhadap semua aturan mulai dari PM 14 tahun 2016 sampai PM 185 tahun 2015," ujar Polana.

Ia mengatakan pengkajian ulang dilakukan agar terjadi keseimbangan dan tidak memberatkan masyarakat serta menjaga kelangsungan maskapai penerbangan.

Baca juga: Menpar sampai bentuk tim, respons kebijakan bagasi berbayar

Sejumlah pengguna jasa transportasi udara di Samarinda, menyambut baik dan gembira penundaan bagasi berbayar yang dilakuakn oleh ihak Citilink, mudahan itu bisa diikuti pihak penerbangan lain yang telah menerapaknnya dalam beberapa pekan terakhir.

Kebijakan bagasi berbayar cukup memberatkan pengguna jasa transportasi udara yang lebih dari sebulan terakhir sudah dibuat "kalang kabut" dengan tarif penerbangan yang menerapkan harga tinggi dibanding tahun lalu, walaupun dikatakan masih diruang batas tarif bawah dan atas.

"Pihak manajemen Citilink kami cukup bijaksana, mudah-mudahan manajamen makaspai penerbangan lain bisa mengikuti jejak itu sehingga membuat masyarakat semakin tidak terbebani dan merasa simpatik terhadap jasa trasportasi udara tanah air," kata Siti Rahmawati salah seorang pengguna transportasi udara di Samarinda.

Kalau mau menerapkan bagasi berbayar, bisa saja tetapi jangan dimulai dari batas nol kilogram misalnya diatas bagasi 10 kilogram baru dikenakan kebijakan berbayar. "Kalau kebijakan seperti itu kami masih bisa menerima dengan legawa, tidak seperti sekarang misal Lion Group dari sebelumnya gratis berkisar 10-20 Kg langsung gratis nol kilogram alias langsung berbayar...yah kaget dan keberatan dong," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019