Samarinda (Antaranews Kaltim) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) tanda dimulainya pembangunan proyek 4 in I Islamic Development Bank (IsDB) senilai Rp693,98 miliar di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.
"Proyek 4 in I ini mulai diajukan pembangunannya pada 2015 dan tahun ini terealisasi. Ini merupakan proyek tercepat karena tiga tahun terealisasi, biasanya paling cepat empat tahun baru dibangun," ujar Nasir usai penekanan tombol tanda mulainya pembangunan proyek di Unmul, Samarinda, Kamis.
Anggaran untuk pembangunan proyek yang totalnya sebesar Rp693,98 miliar atau 51,4 juta dolar AS ini berasal dari pinjaman Islamic Development Bank.
Sedangkan pembangunan awal yang saat ini sedang dikerjakan oleh pemenang lelang, yakni kontraktor PT Nusa Konstruksi Enjiniring, nilainya sebesar Rp324,11 miliar.
Tingkat keberhasilannya diyakini terukur, bahkan kualitas proyek ini diyakini baik, karena dalam pelaksanaannya didampingi oleh pengawas dari Kejaksaan Tinggi Kaltim, bahkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Kaltim.
Menurut Nasir, proyek yang bertujuan meningkatan sumber daya manusia ini disebut 4 in 1, karena ada empat perguruan tinggi yang mendapat jenis proyek yang sama, pertama adalah Unmul di Samarinda, Kalimantan Timur.
Kedua adalah Universitas Negeri Jember, Jawa Timur, ketiga yaitu Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, dan keempat adalah Universitas Sultan Ageng Tiritayasa di Banten, Jawa Barat.
Untuk pembangunan di Unmul kali ini, lanjutnya, merupakan groundbreaking yang pertama kali dilakukan dari empat universitas yang mendapat proyek sama dan Nasir mengucapkan selamat kepada Rektor Unmul dan pihak terkait atas persiapannya sampai proyek ini bisa dimulai.
"Saya masih ingat ketika awal 2015, saat itu Unmul mengajukan pembangunan. Saya tanya, lahan sudah siap apa belum? Waktu dijawab ada, tapi saya minta serahkan dulu lahan ke pemerintah agar bisa dibangun. Sejak penyerahan hingga pengajuan itulah, sehingga saat ini bisa dibangun," kata Nasir.
Untuk memastikan kelancaran sekaligus mengetahui perkembangan proyek, Menristek akan terus memantau proses kegiatannya melalui e-monev, yakni aplikasi monitoring dan evaluasi secara elektronik, sehingga tinggal klik di di mana pun akan mengetahui perkembangan proyeknya.
"Suatu saat pun saya akan uji Rektor Unmul terkait perkembangan proyek ini. Meski saya sudah memantau via e-monev, tapi bisa saja saya telepon rektor untuk menanyakan progresnya. Jika jawabannya sama seperti pantauan saya, berarti benar," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Proyek 4 in I ini mulai diajukan pembangunannya pada 2015 dan tahun ini terealisasi. Ini merupakan proyek tercepat karena tiga tahun terealisasi, biasanya paling cepat empat tahun baru dibangun," ujar Nasir usai penekanan tombol tanda mulainya pembangunan proyek di Unmul, Samarinda, Kamis.
Anggaran untuk pembangunan proyek yang totalnya sebesar Rp693,98 miliar atau 51,4 juta dolar AS ini berasal dari pinjaman Islamic Development Bank.
Sedangkan pembangunan awal yang saat ini sedang dikerjakan oleh pemenang lelang, yakni kontraktor PT Nusa Konstruksi Enjiniring, nilainya sebesar Rp324,11 miliar.
Tingkat keberhasilannya diyakini terukur, bahkan kualitas proyek ini diyakini baik, karena dalam pelaksanaannya didampingi oleh pengawas dari Kejaksaan Tinggi Kaltim, bahkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Kaltim.
Menurut Nasir, proyek yang bertujuan meningkatan sumber daya manusia ini disebut 4 in 1, karena ada empat perguruan tinggi yang mendapat jenis proyek yang sama, pertama adalah Unmul di Samarinda, Kalimantan Timur.
Kedua adalah Universitas Negeri Jember, Jawa Timur, ketiga yaitu Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, dan keempat adalah Universitas Sultan Ageng Tiritayasa di Banten, Jawa Barat.
Untuk pembangunan di Unmul kali ini, lanjutnya, merupakan groundbreaking yang pertama kali dilakukan dari empat universitas yang mendapat proyek sama dan Nasir mengucapkan selamat kepada Rektor Unmul dan pihak terkait atas persiapannya sampai proyek ini bisa dimulai.
"Saya masih ingat ketika awal 2015, saat itu Unmul mengajukan pembangunan. Saya tanya, lahan sudah siap apa belum? Waktu dijawab ada, tapi saya minta serahkan dulu lahan ke pemerintah agar bisa dibangun. Sejak penyerahan hingga pengajuan itulah, sehingga saat ini bisa dibangun," kata Nasir.
Untuk memastikan kelancaran sekaligus mengetahui perkembangan proyek, Menristek akan terus memantau proses kegiatannya melalui e-monev, yakni aplikasi monitoring dan evaluasi secara elektronik, sehingga tinggal klik di di mana pun akan mengetahui perkembangan proyeknya.
"Suatu saat pun saya akan uji Rektor Unmul terkait perkembangan proyek ini. Meski saya sudah memantau via e-monev, tapi bisa saja saya telepon rektor untuk menanyakan progresnya. Jika jawabannya sama seperti pantauan saya, berarti benar," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018