Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Kalimantan Timur Hetifah Sjaifudian mengingatkan warga Benua Etam untuk menggunakan hak pilihnya, walaupun belum mendapatkan KTP elektronik.

Bahkan Hetifah berseloroh agar warga yang belum kembali dari mudik segeralah kembali untuk memberikan suaranya.

"Asal namanya sudah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap, ada surat keterangan dan sudah dapat formulir C6-KWK," kata Hetifah, Senin.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menerbitkan edaran yang juga diteruskan KPUD Balikpapan bahwa diperbolehkan memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) asal warga yang bersangkutan membawa Surat Keterangan dan formulir C6 tersebut.

Imbauan Hetifah ini berlatar belakang partisipasi pemilu yang dianggap minim di Balikpapan dan Kalimantan Timur secara umum. Hanya saat pemilu presiden di 2014 angka partisipasi pemilu mencapai 75 persen.

Warga antusias dengan figur Joko Widodo dan membuat calon presiden itu menang hingga 60 persen di Kalimantan Timur. Selain pilpres, angka partisipasi selalu di bawah 50 persen. Bahkan pada pemilihan gubernur 2013 silam, warga enggan ke TPS karena hujan lebat seharian yang turun merata, terutama di Samarinda, Balikpapan dan Tenggarong, 3 kota utama pemilih Kaltim.

Namun kali ini, Ketua KPU Balikpapan Noor Toha meyakini bahwa dalam pilkada kali ini tingkat partisipasi pemilih untuk Pilgub Kaltim bakal meningkat.

Menurut Noor Toha, di masyarakat sudah terjadi perubahan. Saat ini tumbuh kesadaran untuk berpartisipasi dalam pemilu guna turut mengubah keadaan. Kemudian administrasi kependudukan yang semakin baik, antara lain dengan KTP Elektronik, semakin mengurangi jumlah kesalahan dalam pencatatan pemilih.

Tahun 2013, banyak data yang tidak valid. Ketiak itu terdata juga sebagai pemilih orang yang sudah meninggal, warga yang pindah masih terdata dalam DPT satu alamat, adanya pemilih ganda, hingga pemilih fiktif.

"Ketika itu administrasinya masih manual. Kalau sekarang sudah ada KTP elektronik, lebih mudah dan mampu mendata pemilih lebih valid," katanya.

Saat ini warga melihat pentingnya memilih sebab berkenaan dan turut menentukan nasib mereka. Warga ingin calon yang bisa mengatasi persoalan kota seperti banjir, pembangunan infrastruktur, dan kebijakan-kebijakan pemerintah lain yang mempengaruhi kehidupan warga.

Faktor lain adalah sosialisasi yang dilakukan KPUD, termasuk sosialisasi hingga ke rumah-rumah dan tidak kalah penting faktor calonnya.

"Setidak-tidaknya kalau kita turut memilih, kita bisa mencegah calon yang terburuk berkuasa," kata Fariz Fadillah, aktivis mahasiswa Balikpapan.

Artinya, kalaupun tidak ada calon yang pas sesuai keinginan warga, setidaknya pilihlah yang paling sedikit keburukannya.

"Selanjutnya kita bisa turut mengatur dan menekan melalui DPRD dan masyarakat sipil, termasuk kawan-kawan pers," kata Fariz optimistis.

Karena itu, Hetifah yang juga Wakil Ketua Komisi X DPR RI meminta pemilih untuk mempelajari rekam jejak para calon hingga ke orang-orang di lingkaran pertemanannya.

"Silakan pelajari latar belakang calon agar bisa membuat keputusan yang tepat saat di TPS nanti," kata Hetifah.(*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018