Samarinda (Antaranews Kaltim) - Bank Indonesia menyatakan bahwa inflasi di Provinsi Kalimantan Timur pada Mei 2018 yang tercatat 0,37 persen tergolong masih terkendali, meskipun mengalami peningkatan ketimbang inflasi bulan sebelumnnya sebesar 0,30 persen.

"Terkendalinya inflasi pada Mei yang merupakan bulan Ramadhan ini berkat kesigapan teman-teman yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," ujar Kepala BI Kantor Perwakilan Provinsi Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Senin.

Ia juga menyatakan bahwa tingkat inflasi Kaltim tersebut lebih tinggi ketimbang inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,21 persen.

Kenaikan inflasi Kaltim utamanya disebabkan kelompok bahan makanan yang memiliki andil 0,21 persen dan mengalami kenaikan sebesar 1,09 persen.

Secara tahunan, inflasi Kaltim pada Mei 2018 tercatat sebesar 2,77 persen, dengan tingkat inflasi kalender 1,27 persen.

Tingkat inflasi tahunan Kaltim Mei 2018 mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya yang berada pada angka 2,76 persen, namun tetap berada di bawah inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 3,23 persen.

Dilihat dari komponen pembentuknya, lanjut Nur, inflasi yang terjadi di Kaltim terutama didorong kelompok "volatile food" sebagai akibat peningkatan permintaan di bulan Ramadhan, khususnya untuk beberapa komoditas, seperti bawang merah dan daging ayam ras dengan andil masing-masing sebesar 0,11 persen dan 0,05 persen.

Ia menambahkan, BI Kaltim bersama instansi terkait yang tergabung dalam TPID senantiasa memantau perkembangan pergerakan inflasi secara khusus dan perekonomian secara umum, baik domestik maupun eksternal, terutama saat menjelang Idul Fitri.

Sejumlah kegiatan telah dilakukan guna mengantisipasi kenaikan harga yang berkelanjutan, seperti operasi pasar dan inspeksi mendadak ke pasar tradisional maupun modern, kemudian memantau ketersediaan stok di pasar induk dan distributor utama.

"Hal tersebut untuk memantau pergerakan harga secara langsung, termasuk memastikan ketersediaan stok terjamin seiring adanya kenaikan permintaan dari masyarakat di bulan Ramadhan," tambahnya.

Selain itu, tambahnya, juga telah dilaksanakan kegiatan lain, seperti bazar murah dan sosialisasi pengetahuan inflasi yang bertujuan untuk mengendalikan tingkat konsumsi masyarakat Kaltim.

"Bank Indonesia secara konsisten akan terus melakukan asesmen terkait perkembangan perekonomian dan inflasi Kaltim terkini, tujuannya adalah untuk menuju sasaran inflasi akhir tahun sebesar 3,5 persen plus minus 1 persen," ucap Nur. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018