Samarinda (Antaranews Kaltim) - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menjelaskan bahwa Pancasila harus terus disosialisasikan agar tidak mudah dilupakan dan menjadi pegangan bangsa dalam berperilaku sehari-hari.
"Mengapa Pancasila perlu disosialisasikan? Karena bangsa ini gampang lupa," kata Wakil Ketua MPR Mahyudin di hadapan ratusan mahasiswa di Aula Rumah Jabatan Walikota Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu.
Mahyudin menjelaskan, dengan dijadikannya Pancasila sebagai dasar negara, masyarakat Indonesia tidak hanya dituntut memahami ideologinya namun juga menjadikan Pancasila sebagai dasar perilaku sehari-hari.
"Mahasiswa di Samarinda harus menjadikan Pancasila sebagai perilaku," tegasnya.
Kehebatan Pancasila yang menjadi pelindung bagi bangsa juga dipuji bangsa lain, kata Mahyudin.
"Soekarno pun mensosialisasikan Pancasila di saat Sidang Majelis Umum PBB tahun 1950," paparnya.
Lebih lanjut, melalui semangat Pancasila dalam mengisi kemerdekaan di Tanah Air, bangsa Indonesia harus menciptakan teknologi melalui riset di dunia pendidikan.
"Dalam era kemerdekaan kita harus cerdaskan kehidupan bangsa," tegasnya.
Ia mengatakan, melalui riset dan pengembangan teknologi, maka bangsa Indonesia bisa memproduksi barang untuk kebutuhan negaranya sendiri.
"Agar kita tak menjadi bangsa konsumtif," ungkapnya. "Dengan menjadi bangsa produsen teknologi membuat bangsa ini tak silau dengan budaya Barat."
Anggota MPR Fraksi Partai Golkar, Heti Latifah, dalam sosialisasi tersebut menyebut Pancasila merupakan ideologi yang cocok bagi Indonesia. Ia juga mengajak kalangan untuk menjadikan Pancasila sebagai perilaku keseharian.
"Dengan Pancasila kita tangkal ideologi yang tak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa," ujar alumni ITB itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Mengapa Pancasila perlu disosialisasikan? Karena bangsa ini gampang lupa," kata Wakil Ketua MPR Mahyudin di hadapan ratusan mahasiswa di Aula Rumah Jabatan Walikota Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu.
Mahyudin menjelaskan, dengan dijadikannya Pancasila sebagai dasar negara, masyarakat Indonesia tidak hanya dituntut memahami ideologinya namun juga menjadikan Pancasila sebagai dasar perilaku sehari-hari.
"Mahasiswa di Samarinda harus menjadikan Pancasila sebagai perilaku," tegasnya.
Kehebatan Pancasila yang menjadi pelindung bagi bangsa juga dipuji bangsa lain, kata Mahyudin.
"Soekarno pun mensosialisasikan Pancasila di saat Sidang Majelis Umum PBB tahun 1950," paparnya.
Lebih lanjut, melalui semangat Pancasila dalam mengisi kemerdekaan di Tanah Air, bangsa Indonesia harus menciptakan teknologi melalui riset di dunia pendidikan.
"Dalam era kemerdekaan kita harus cerdaskan kehidupan bangsa," tegasnya.
Ia mengatakan, melalui riset dan pengembangan teknologi, maka bangsa Indonesia bisa memproduksi barang untuk kebutuhan negaranya sendiri.
"Agar kita tak menjadi bangsa konsumtif," ungkapnya. "Dengan menjadi bangsa produsen teknologi membuat bangsa ini tak silau dengan budaya Barat."
Anggota MPR Fraksi Partai Golkar, Heti Latifah, dalam sosialisasi tersebut menyebut Pancasila merupakan ideologi yang cocok bagi Indonesia. Ia juga mengajak kalangan untuk menjadikan Pancasila sebagai perilaku keseharian.
"Dengan Pancasila kita tangkal ideologi yang tak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa," ujar alumni ITB itu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018