Jakarta (Antaranews) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan nilai rata-rata Ujian Nasional  Sekolah Menengah Pertama mengalami penurunan.

"Memang ada penurunan skor dengan adanya soal High Order Thinking Skills (HOTS). Bahkan SMP lebih parah (penurunan skornya)," ujar Muhadjir pada buka puasa bersama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta, Rabu.

Meskipun demikian, dia mengatakan penurunan nilai rata-rata tersebut ada kaitannya dengan integritas. Hal itu dikarenakan semakin tinggi integritas, maka nilai UN mengalami penurunan.

Untuk SMP, lanjut Mendikbud, jumlah sekolah yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sebanyak 63 persen. Jauh lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2017 UNBK untuk SMP sekitar 30 persen.

Dengan adanya soal-soal dengan daya nalar tinggi atau HOTS tersebut, Muhadjir mengatakan bisa mengetahui kondisi riil di lapangan.

"Di satu sisi, banyak siswa yang komplain dengan adanya soal HOTS ini. Tapi di sisi lain, jumlah siswa yang mendapatkan nilai sempurna untuk mata pelajaran matematika tingkat SMA naik dua kali lipat," kata dia.

Menurut Muhadjir, selama ini pihaknya memandang siswa kurang mampu mengerjakan soal-soal dengan daya nalar tinggi. Nyatanya, kemampuan siswa jauh di atas rata-rata.

"Selama ini, kemampuan siswa kita 400, kita kasih soal yang kemampuannya 150," katanya.

Soal dengan daya nalar tinggi, lanjut dia, merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari agar siswa memiliki kemampuan abad 21. Untuk itu, dia meminta PGRI untuk membantu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam melakukan pelatihan guru.

Sementara itu, Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi mengatakan, pihaknya terus mendukung adanya pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi guru.

"Kami mendukung adanya soal-soal dengan daya nalar tinggi, tapi kami berharap tidak hanya pada saat ujian tetapi juga pada saat pembelajaran," kata Unifah. (*)

Pewarta: Indriani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018