Samarinda (Antaranews Kaltim) - Lembaga Kajian Olahraga Prestasi (LeKOP) mengharapkan KONI Provinsi Kalimantan Timur segera menyiapkan penyelenggaraan musyawarah olahraga provinsi luar biasa, menyusul adanya informasi bahwa Ketua KONI Kaltim Zuhdi Yahya akan dilantik menjadi anggota DPR RI.

Wakil Ketua LeKOP Kaltim Asramansyah kepada wartawan di Samarinda, Rabu, mengemukakan bahwa UU Sistem Keolahragaan Nasional telah mengatur soal larangan pejabat publik menjadi ketua KONI pusat maupun daerah.

Ia mengingatkan musprovlub untuk memilih ketua umum KONI Kaltim yang baru harus digelar jika Zuhdi Yahya benar dilantik sebagai anggota DPR RI melalui mekanisme pergantian antar-waktu (PAW), karena kepengurusan KONI Kaltim baru berakhir pada 2021.

"Harusnya dilaksanakan musyawarah luar biasa untuk memilih ketua baru, karena aturannya memang mengharuskan demikian," tegas pria yang akrab disapa Camon itu.

Ketua Umum KONI Kaltim Zuhdi Yahya berpeluang melenggang ke Senayan menggantikan anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Awang Ferdian Hidayat yang mengundurkan diri karena maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Kaltim 2018.

Pada Pemilu 2014, Zuhdi Yahya yang juga kader PDI Perjuangan itu berada di bawah Awang Ferdian dalam perolehan suara.

Menurut informasi, Zuhdi juga telah mendapatkan restu dari DPP PDI Perjuangan untuk menggantikan Awang Ferdian.

Camon mengatakan, Zuhdi Yahya segera menyiapkan kader terbaik untuk meneruskan kepemimpinannya KONI, mengingat PON 2020 semakin dekat. Sementara di sisi lain perlu usaha dan kerja keras KONI Kaltim dalam upaya mempertahankan target masuk peringkat lima besar.

"Saya rasa cukup banyak kader terbaik yang bisa memimpin KONI, seperti di internal pengurus KONI ada Husin Syah, ada juga kader di luar seperti Tedy Abay dan Roy Nirwan yang cukup konsisten dan serius memajukan olahraga. Selain itu, ada juga figur yang punya kompetensi semisal mantan Bupati Berau Makmur HAPK dan sejumlah kandidat lainnya," paparnya.

Pembina LeKOP Kaltim Ahmad Husry menambahkan bahwa poin terpenting untuk menjadi ketua KONI Kaltim bukan hanya sebatas figur yang cerdas dan memiliki "leadership", namun juga dibutuhkan talenta yang mampu menjalin komunikasi, terutama dengan pemerintah daerah.

"Selama ini sumber pembiayaan terbesar KONI masih bertumpu pada keuangan daerah. Pendanaan dari sektor swasta juga perlu digali, mengingat tidak selamanya keuangan daerah bisa mengakomodasi kegiatan olahraga. Saya kira ketua KONI juga harus punya kemampuan untuk mencari sumber-sumber pendanaan tersebut," tegas Husry. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018