Sangata (ANTARA News Kaltim) - Desa Kaliorang, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mampu mengirim pisang kepok dalam skala besar ke berbagai daerah di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, hingga ke Pulau Jawa.

"Setiap bulan, Desa Kaliorang mengirim pisang gepok ke luar daerah sebanyak 350 sisir," kata Kepala Desa Kaliorang, Muhajir, Sabtu.

Menurut Muhajir, kalau cuaca bagus, warga desanya bisa mengirim rata-rata 350 ribu sisir pisang ke berbagai daerah dengan rincian ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan sebanyak 150 ribu sisir dan ke Pulau Jawa sebanyak 200 sisir.

"Kalau cuaca cerah bisa ratusan sisir pisang dikirim, tetapi kalau musim hujan sulit tercapai karena kendaraan sulit masuk karena terhambat jalan rusak," katanya.

Dikatakan Muhajir, para pengumpul membeli pisang petani dengan harga sebesar Rp3.000 per sisir untuk ukuran besar sedangkan ukuran sedang dibeli sebesar Rp2.000 per sisir.

Meski dalam beberapa bulan terakhir produksi pisang petani sempat menurun akibat diserang penyakit seperti layu fusarium, layu bakteri (penyakit darah) dan Banana Bunchy Top Virus (BBTV), tetapi tidak terlalu memengaruhi penghasilan petani.

"Sempat diserang hama dan virus, tetapi Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Timur cepat turun memberikan penanganan sehingga virusnya tidak meluas. Alhamdulillah kerugian petani tidak terlalu signifikan," katanya.

Muhajir mengatakan potensi pisang jenis kepok di Desa Kaliorang cukup banyak, bahkan mayoritas warganya yang berjumlah 767 Kepala keluarga dengan dua ribu lebih jiwa, sebagai petani khususnya petani pisang.

Bahkan untuk beberapa desa di Kecamatan Kaliorang khususnya Desa Kaliorang ini untuk memenuhi kebutuhan warga dari petani pisang. Maka tidak heran kalau Kaliorang ditetapkan oleh Pemkab Kutai Timur dan Kalimantan Timur sebagai sentra pisang.

"Kami bangga sebagai warga Kaliorang, sebab ternyata mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten dan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur," ujarnya.

Namun, ia dan warga Desa Kaliorang berharap agar infrastruktur jalan mendapat perhatian pemerintah karena kerusakan jalan dapat menjadi hambatan petani meningkatkan produksi.

"Kalau jalan rusak pasti menurun juga produksi pisang dan tentu saja hasil petani akan berkurang," katanya. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011