Ujoh Bilang (Antaranews Kaltim) - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kirap Bagun di Kabupaten Mahakam Ulu, Kaltim, pada 2018 mengelola tiga unit usaha yakni air bersih, material bangunan, dan jaringan internet yang diharapkan dapat mendongkrak pendapatan asli kampung.

"Pada tahap awal ini kami menganggarkan Rp50 juta sebagai penyertaan modal BUMDes/BUMKam di kampung kami, yakni untuk pembelian peralatan mengolah air bersih," ujar Petinggi Kampung (kepala desa) Long Bagun Ulu Petrus Higang Lasah di Ujoh Bilang, Jumat.

Petrus mengatakan hal itu ketika datang ke sekretariat Gerbangmas Mahulu untuk konsultasi mengenai penggunaan dana desa dari APBN, termasuk menanyakan kapan pencairan alokasi dana kampung dari APBD Mahulu.

Penyertaan modal bagi BUMKam Rp50 juta itu digunakan untuk pembelian mesin pompa air dan tabung spiral sebagai pemfilter air. Air baku yang dijadikan sumber air bersih berasal dari sumur gali.

Selain unit usaha air bersih, jelas Petrus, pengelola BUMKam Kirap Bagun juga akan membuka usaha penyediaan material bangunan, karena di kampung setempat dan sekitarnya belum ada yang toko penyedia material bangunan. Peluang ini dinilai menjadi prospek bagus dalam usaha berskala desa.

Usaha lainnya yang akan dibuka adalah penyediaan jaringan internet dari satelit, karena di lokasi itu belum mendapat layanan internet dari operator seluler, sementara masyarakat yang menginginkan layanan internet cukup banyak.

"Penyertaan modal untuk pengadaan material saya lupa berapa nilainya, tapi kalau untuk pengadaan internet kami anggarkan Rp25 juta dan langsung bisa difungsikan," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa anggaran untuk pengadaan perlengkapan jaringan intenet tersebut sebagian berasal dari Pendapatan Asli Kampung (PAKam).

Rata-rata tiap tahun PAKam Long Bagun Ulu senilai Rp21 juta, sehingga jika ada pengadaan barang atau jasa yang nilainya lebih dari Rp21 juta, maka kekurangannya akan diambilkan dari dana desa atau dari alokasi dana desa.

Petrus juga mengatakan bahwa untuk penjualan air bersih yang diantar ke rumah penduduk atau perkantoran, bisa dilakukan langsung bayar atau per bulan karena dalam 1 jeriken (jerigen) yang berisi 20 liter, harganya hanya Rp5.000.

"Kalau untuk ke rumah-rumah penduduk harus bayar kes supaya terasa ringan bayarnya, tapi kalau untuk langganan di kantor-kantor, kes boleh, bayar per bulan juga boleh karena kami paham dengan sistem pengeluaran kantor yang harus lewat bendahara," ucap Petrus. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018