Samarinda (Antaranews Kaltim) - Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi Kalimantan Timur mendukung hasil Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa KONI yang menetapkan Provinsi Aceh bersama Sumatera Utara sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional XXI tahun 2024.
Ketua Umum KONI Kaltim Zuhdi Yahya dihubungi dari Samarinda, Selasa, mengatakan bahwa lembaganya sangat menghargai hasil keputusan musornas, karena sudah melalui mekanisme dan prosedur yang ada.
"Keputusan ini harus kita hargai dan hormati, apapun bentuknya kami melihat dari sudat pandang bahwa ternyata ajang olahraga sebagai pemersatu bangsa ini masih dijunjung tinggi oleh semua daerah. Buktinya, meskipun masih jauh hari PON digelar, namun masih banyak daerah yang ingin menjadi tuan rumah," kata Zuhdi.
Pada musornaslub tersebut, Provinsi Aceh-Sumut mendapat dukungan 24 suara, mengalahkan Bali bersama Nusa Tenggara Barat yang memperoleh delapan suara, serta Kalimantan Selatan hanya mendapat dukungan dua suara.
Musornaslub KONI 2018 diikuti 393 peserta yang terdiri dari 53 orang perwakilan cabang-cabang olahraga, 97 orang dari 34 KONI provinsi, dan 243 orang dari KONI kabupaten/kota.
Namun demikian, Zuhdi enggan membeberkan dukungan yang diberikan KONI Kaltim pada musornas itu, dengan alasan kurang etis untuk diungkap ke publik.
"Pastinya Kaltim memberikan suaranya, namun untuk siapa, ya rahasia," tambahnya.
Dukungan mayoritas kepada Aceh dan Sumut tidak lepas dari promosi yang dilakukan gabungan kedua provinsi tersebut, salah satunya berani menanggung biaya 50 persen untuk keberangkatan masing-masing kontingen daerah pada PON 2024.
Janji tersebut melebihi pelaksanaan PON 2008 di Kaltim, yang saat itu tuan rumah Kaltim menjadi daerah pertama yang menggratiskan pembiayaan kontingen dari seluruh provinsi.
Hanya saja, tuan rumah Kaltim saat itu tidak sampai menanggung biaya keberangkatan dan kepulangan kontingen, cuma menyediakan akomodasi, konsumsi dan transportasi lokal secara gratis. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Ketua Umum KONI Kaltim Zuhdi Yahya dihubungi dari Samarinda, Selasa, mengatakan bahwa lembaganya sangat menghargai hasil keputusan musornas, karena sudah melalui mekanisme dan prosedur yang ada.
"Keputusan ini harus kita hargai dan hormati, apapun bentuknya kami melihat dari sudat pandang bahwa ternyata ajang olahraga sebagai pemersatu bangsa ini masih dijunjung tinggi oleh semua daerah. Buktinya, meskipun masih jauh hari PON digelar, namun masih banyak daerah yang ingin menjadi tuan rumah," kata Zuhdi.
Pada musornaslub tersebut, Provinsi Aceh-Sumut mendapat dukungan 24 suara, mengalahkan Bali bersama Nusa Tenggara Barat yang memperoleh delapan suara, serta Kalimantan Selatan hanya mendapat dukungan dua suara.
Musornaslub KONI 2018 diikuti 393 peserta yang terdiri dari 53 orang perwakilan cabang-cabang olahraga, 97 orang dari 34 KONI provinsi, dan 243 orang dari KONI kabupaten/kota.
Namun demikian, Zuhdi enggan membeberkan dukungan yang diberikan KONI Kaltim pada musornas itu, dengan alasan kurang etis untuk diungkap ke publik.
"Pastinya Kaltim memberikan suaranya, namun untuk siapa, ya rahasia," tambahnya.
Dukungan mayoritas kepada Aceh dan Sumut tidak lepas dari promosi yang dilakukan gabungan kedua provinsi tersebut, salah satunya berani menanggung biaya 50 persen untuk keberangkatan masing-masing kontingen daerah pada PON 2024.
Janji tersebut melebihi pelaksanaan PON 2008 di Kaltim, yang saat itu tuan rumah Kaltim menjadi daerah pertama yang menggratiskan pembiayaan kontingen dari seluruh provinsi.
Hanya saja, tuan rumah Kaltim saat itu tidak sampai menanggung biaya keberangkatan dan kepulangan kontingen, cuma menyediakan akomodasi, konsumsi dan transportasi lokal secara gratis. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018