Penajam (Antaranews Kaltim) - Jalan yang menghubungkan Desa Sri Raharja, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Desa Petiku di Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, saat ini kondisinya rusak parah.
Dari pantauan Antara di lapangan, Kamis, akses jalan penghubung antardaerah yang masih berupa jalan tanah itu kondisinya becek dan berlumpur, sehingga susah dilalui dengan berjalan kaki, apalagi menggunakan kendaraan.
"Jika hujan, jalannya semakin licin, becek dan berlumpur. Pokoknya kondisi jalannya rusak parah, sulit untuk dilalui pejalan kaki atau kendaraan," ujar Darmanto, warga Desa Sri Raharja.
Menurut ia, kondisi jalan tersebut sudah lama menjadi keluhan masyarakat, karena merupakan akses transportasi sehari-hari terutama untuk ke areal perkebunan dan pertanian, serta para pelajar menuju sekolah.
Para pelajar di wilayah tersebut terpaksa berjalan kaki ketika pergi dan pulang sekolah, sebab kendaraan roda dua maupun roda empat sulit melalui jalan itu.
"Jalan itu pernah diperbaiki Unit Pelaksana Teknis Pekerjaan Umum (UPT-PU) Kecamatan Babulu," jelas Camat Babulu Margono ketika dihubungi terpisah.
Namun, karena hujan masih sering mengguyur, menyebabkan kondisi jalan kembali rusak parah.
Margono menjelaskan, rencananya jalan itu akan ditingkatkan dengan menggunakan material beton, tetapi untuk menangani perbaikan sementara dilakukan oleh UPT-PU Kecamatan Babulu.
Kepala Badan Perwakilan Desa (BPD) Petiku Kecamatan Long Kali, Supri Yatmoko, mengungkapkan bahwa petani kelapa sawit di daerah itu mengalami kerugian, setelah sekitar dua ton buah sawit hasil panen membusuk karena tidak bisa diangkut untuk dijual.
"Secara gotong royong warga sudah memperbaiki jalan itu, tapi saat musim hujan membuat kondisi jalan berlubang bercampur lumpur seperti kubangan," ujarnya.
Supri Yatmoko menambahkan, ada rencana melakukan perbaikan dengan menggunakan dana desa, namun tidak jadi dilaksanakan karena perbaikan jalan itu bukan wewenang pemerintah desa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Dari pantauan Antara di lapangan, Kamis, akses jalan penghubung antardaerah yang masih berupa jalan tanah itu kondisinya becek dan berlumpur, sehingga susah dilalui dengan berjalan kaki, apalagi menggunakan kendaraan.
"Jika hujan, jalannya semakin licin, becek dan berlumpur. Pokoknya kondisi jalannya rusak parah, sulit untuk dilalui pejalan kaki atau kendaraan," ujar Darmanto, warga Desa Sri Raharja.
Menurut ia, kondisi jalan tersebut sudah lama menjadi keluhan masyarakat, karena merupakan akses transportasi sehari-hari terutama untuk ke areal perkebunan dan pertanian, serta para pelajar menuju sekolah.
Para pelajar di wilayah tersebut terpaksa berjalan kaki ketika pergi dan pulang sekolah, sebab kendaraan roda dua maupun roda empat sulit melalui jalan itu.
"Jalan itu pernah diperbaiki Unit Pelaksana Teknis Pekerjaan Umum (UPT-PU) Kecamatan Babulu," jelas Camat Babulu Margono ketika dihubungi terpisah.
Namun, karena hujan masih sering mengguyur, menyebabkan kondisi jalan kembali rusak parah.
Margono menjelaskan, rencananya jalan itu akan ditingkatkan dengan menggunakan material beton, tetapi untuk menangani perbaikan sementara dilakukan oleh UPT-PU Kecamatan Babulu.
Kepala Badan Perwakilan Desa (BPD) Petiku Kecamatan Long Kali, Supri Yatmoko, mengungkapkan bahwa petani kelapa sawit di daerah itu mengalami kerugian, setelah sekitar dua ton buah sawit hasil panen membusuk karena tidak bisa diangkut untuk dijual.
"Secara gotong royong warga sudah memperbaiki jalan itu, tapi saat musim hujan membuat kondisi jalan berlubang bercampur lumpur seperti kubangan," ujarnya.
Supri Yatmoko menambahkan, ada rencana melakukan perbaikan dengan menggunakan dana desa, namun tidak jadi dilaksanakan karena perbaikan jalan itu bukan wewenang pemerintah desa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018