Penajam (Antaranews Kaltim) - Bantuan operasional sekolah daerah dari APBD 2018 Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang hingga saat ini belum cair, mengganggu program sekolah karena tidak memiliki biaya untuk menutupi pengeluaran.

Kepala Sekolah Dasar Negeri 026 Kabupaten Penajam Paser Utara Abdul Wahab di Penajam, Senin, mengemukakan, bantuan operasional sekolah daerah (Bosda) sangat penting untuk menunjang berbagai kegiatan sekolah, seperti pembelian alat tulis hingga pembayaran tagihan rekening listrik dan air sekolah.

Selain itu, dana itu juga untuk membayar gaji tenaga pendidik atau guru honorer yang mengajar di SD dan SMP.

"Belum cairnya bosda itu bukan saja berimbas kepada pembayaran gaji guru dan pegawai honorer, tapi juga pada tagihan rekening air dan listrik sekolah yang hingga kini belum dibayar," ungkap Abdul Wahab.

Namun demikian, guru dan pegawai honorer di SDN 014 Penajam Paser Utara mengaku tidak terlalu khawatir dengan belum cairnya Bosda tersebut.

"Gaji bulan Januari dan Februari ditalangi oleh bendahara sekolah melalui kas sekolah atau dana pribadi," jelas Musdalifah, pegawai honorer bagian tata usaha SDN 014.

Dian, guru honorer SDN 014, menambahkan bahwa banyak pegawai dan guru honorer SD dan SMP mengeluh karena belum menerima gaji selama dua bulan.

Mereka berharap dana Bosda bisa cair pada April, mengingat keuangan sekolah mulai menipis dan dapat mengancam pembayaran gaji tenaga honorer.

Alokasi dana Bosda yang didapatkan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara pada 2018 mengalami penurunan menjadi sekitar Rp18 miliar, dari tahun sebelumnya sejumlah Rp21 miliar.

Informasi yang diperoleh, pengajuan Disdikpora terkait pencairan dana Bosda telah disetujui Badan Keuangan dan saat ini dalam proses pembayaran melalui rekening masing-masing guru dan pegawai honorer. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018