Penajam (Antaranews Kaltim) - Warga yang tinggal di wilayah pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, ikut terkena dampak tumpahan bahan bakar minyak di perairan Teluk Balikpapan pada Sabtu (31/3).
Informasi yang diperoleh Antara di Penajam, Minggu, menyebutkan, sedikitnya 1.271 warga dari delapan RT di Kelurahan Penajam yang berada di pesisir pantai Kabupaten Penajam Paser Utara terkena dampak dari tumpahan BBM.
"Semalam anak saya muntah-muntah dan tidak bisa tidur karena bau minyak yang menyengat," ungkap Lilis, warga RT 9 Kelurahan Penajam yang berada di pesisir pantai.
Banyak warga pesisir pantai di wilayah Kelurahan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara yang mengalami gangguan pernafasan, muntah-muntah dan pusing karena bau minyak yang menyengat.
"Ada warga yang sampai dibawa ke puskesmas karena pusing, sesak nafas dan muntah-muntah," jelas Lilis, yang juga Ketua RT 9 Kelurahan Penajam.
Warga di Kelurahan Penajam juga tidak berani untuk memasak karena takut terjadi kebakaran sebab banyak tumpahan bahan bakar minyak yang sangat mudah terbakar.
"Kami tidak berani memasak, takutnya masakan bau minyak dan telah diperiksa minyak yang tumpah itu mudah terbakar," ujar Marliana, warga Kelurahan Penajam lainnya.
Selain mengganggu kesehatan warga, tumpahan bahan bakar itu juga mengganggu layanan transportasi laut serta aktivitas warga Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Bau menyengat dari tumpahan minyak mengganggu pernafasan, kendati sudah memakai masker. Kasihan anak-anak," ujar Hasnah pengguna jasa penyeberangan klotok.
Baca juga: Pertamina: tumpahan minyak di Perairan Balikpapan bukan dari kilang
Baca juga: Korban tewas kebakaran tumpahan minyak ternyata warga Balikpapan
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara mencatat tidak sedikit warga Kelurahan Penajam yang ada di pesisir pantai khususnya RT 6,7, 8, 9, dan 10 mengalami muntah-muntah dan gangguan pernafasan.
"Sebanyak tiga orang harus mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Penajam akibat gangguan pernafasan. Kami telah mendata warga yang terdampak dan membagikan masker serta makanan kepada warga," kata Kepala Sub Bidang Peralatan dan Logistik BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila.
Tumpahan BBM yang diduga dari kapal itu mencemari perairan laut Teluk Balikpapan dan menimbulkan kebakaran hebat pada Sabtu (31/3) siang hingga mengakibatkan dua orang nelayan yang sedang melaut tewas.
Selain itu, dilaporkan masih ada tiga orang korban lagi yang hingga kini masih dalam pencarian tim SAR.
PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan menegaskan bahwa tumpahan minyak itu berasal dari MFO (marine fuel oil) atau minyak kapal, bukan dari kebocoran fasilitas miliknya. (*)
Baca juga: Petugas SAR cari korban kebakaran tumpahan minyak di Balikpapan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Informasi yang diperoleh Antara di Penajam, Minggu, menyebutkan, sedikitnya 1.271 warga dari delapan RT di Kelurahan Penajam yang berada di pesisir pantai Kabupaten Penajam Paser Utara terkena dampak dari tumpahan BBM.
"Semalam anak saya muntah-muntah dan tidak bisa tidur karena bau minyak yang menyengat," ungkap Lilis, warga RT 9 Kelurahan Penajam yang berada di pesisir pantai.
Banyak warga pesisir pantai di wilayah Kelurahan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara yang mengalami gangguan pernafasan, muntah-muntah dan pusing karena bau minyak yang menyengat.
"Ada warga yang sampai dibawa ke puskesmas karena pusing, sesak nafas dan muntah-muntah," jelas Lilis, yang juga Ketua RT 9 Kelurahan Penajam.
Warga di Kelurahan Penajam juga tidak berani untuk memasak karena takut terjadi kebakaran sebab banyak tumpahan bahan bakar minyak yang sangat mudah terbakar.
"Kami tidak berani memasak, takutnya masakan bau minyak dan telah diperiksa minyak yang tumpah itu mudah terbakar," ujar Marliana, warga Kelurahan Penajam lainnya.
Selain mengganggu kesehatan warga, tumpahan bahan bakar itu juga mengganggu layanan transportasi laut serta aktivitas warga Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Bau menyengat dari tumpahan minyak mengganggu pernafasan, kendati sudah memakai masker. Kasihan anak-anak," ujar Hasnah pengguna jasa penyeberangan klotok.
Baca juga: Pertamina: tumpahan minyak di Perairan Balikpapan bukan dari kilang
Baca juga: Korban tewas kebakaran tumpahan minyak ternyata warga Balikpapan
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara mencatat tidak sedikit warga Kelurahan Penajam yang ada di pesisir pantai khususnya RT 6,7, 8, 9, dan 10 mengalami muntah-muntah dan gangguan pernafasan.
"Sebanyak tiga orang harus mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Penajam akibat gangguan pernafasan. Kami telah mendata warga yang terdampak dan membagikan masker serta makanan kepada warga," kata Kepala Sub Bidang Peralatan dan Logistik BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila.
Tumpahan BBM yang diduga dari kapal itu mencemari perairan laut Teluk Balikpapan dan menimbulkan kebakaran hebat pada Sabtu (31/3) siang hingga mengakibatkan dua orang nelayan yang sedang melaut tewas.
Selain itu, dilaporkan masih ada tiga orang korban lagi yang hingga kini masih dalam pencarian tim SAR.
PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan menegaskan bahwa tumpahan minyak itu berasal dari MFO (marine fuel oil) atau minyak kapal, bukan dari kebocoran fasilitas miliknya. (*)
Baca juga: Petugas SAR cari korban kebakaran tumpahan minyak di Balikpapan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018