Samarinda(Antaranews Kaltim) - Manajemen Borneo FC resmi mengumumkan pemecatan Iwan Setiawan dari kursi pelatih pada Selasa, ketika kompetisi Liga 1 musim 2018 baru menjalani satu pertandingan dan sekaligus menjadi pelatih ketiga di kompetisi kasta tertinggi yang diputus kontraknya oleh klub musim ini.
Iwan Setiawan didepak karena terlibat konflik dengan suporter tim berjuluk "Pesut Etam". Kasus serupa sebelumnya dialami pelatih bertubuh subur itu saat menangani Persebaya Surabaya pada kompetisi Liga 2 musim 2017.
Di klub "Bajul Ijo", Iwan juga terlibat konflik panas dengan suporter sehingga memaksa manajemen Persebaya mengambil langkah tegas dengan menghentikan kontrak kerjanya di tengah jalan.
Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin kepada wartawan mengungkapkan bahwa keputusan mendepak Iwan Setiawan demi menjaga hubungan baik antara tim dengan suporter dan telah melalui pertimbangan matang serta evaluasi menyeluruh manajemen.
"Sejujurnya ini berat buat saya, karena kedekatan saya dengan coach Iwan sangat luar biasa. Tapi, di sisi lain saya tidak bisa juga kehilangan pendukung dan masyarakat, karena saat ini saya sedang berjuang agar masyarakat Samarinda bisa mencintai klub ini dengan tulus. Jadi, keputusan yang sangat berat harus saya ambil, demi Borneo FC ke depan nya," ungkap Nabil.
Ketidakpuasan suporter Borneo terhadap kinerja Iwan Setiawan sebenarnya sudah mulai muncul saat tim berjuluk "Pesut Etam" gagal mewujudkan target mempertahankan Piala Gubernur Kaltim 2018, karena hanya finis di posisi keempat.
Puncak kekecewaan suporter ketika Borneo FC hanya meraih hasil imbang tanpa gol pada laga perdana Liga 1 melawan Sriwijaya FC di Stadion Segiri Samarinda, Kaltim, Minggu (25/3) malam.
Para suporter meneriakkan seruan "Iwan out, Iwan out" setelah laga berakhir. Teriakan itu disambut aksi kurang simpatik dari Iwan Setiawan dengan mendekati tribun suporter, seraya mengacungkan jempol dalam posisi terbalik atau ke bawah.
Saat sesi jumpa pers usai pertandingan, mantan pelatih Persija Jakarta itu mengatakan bahwa perlakuan suporter terhadap dirinya sangat tidak "fair", padahal dia sudah memberikan banyak kontribusi kepada tim, termasuk membawa Borneo FC menjuarai kompetisi Divisi Utama 2014 dan Piala Gubernur Kaltim 2016.
"Sebenarnya hasil `draw` dengan tim sekelas Sriwijaya FC itu merupakan hasil yang menurut saya tidak terlalu jelek. Mengingat pertama, Sriwijaya tim yang memiliki persiapan lebih awal. Kedua, Sriwijaya juga tim yang bermaterikan pemain terbaik yang ada di Indonesia," kata Iwan.
Data yang dihimpun Antara mencatat, Iwan Setiawan merupakan pelatih ketiga di Liga 1 yang didepak oleh manajemen klub. Sebelumnya, Madura United memutus kontrak pelatih Gomes de Oliviera dan PSIS Semarang menghentikan pelatih Subangkit.
Baik Gomes maupun Subangkit diberhentikan manajemen klub menjelang kompetisi Liga 1 dimulai. Hasil mengecewakan Madura United dan PSIS di turnamen pramusim Piala Gubernur Kaltim 2018 pada akhir Februari lalu menjadi salah satu pemicunya.
Subangkit dalam perbincangan dengan Antara beberapa saat setelah dipecat pada pertengahan Maret 2018 mengaku kaget dengan keputusan manajemen PSIS Semarang yang sangat mendadak, apalagi sebelum kompetisi Liga 1 dimulai.
Kendati demikian, pelatih bertubuh kekar ini tetap berpikir positif dengan langkah perubahan yang dilakukan manajemen klub, meskipun kecewa karena sebelumnya sudah berkontribusi membawa PSIS kembali promosi ke Liga 1.
"Mungkin PSIS membutuhkan penyegaran dengan merombak pelatih. Sebenarnya kondisi tim sudah lumayan, karena saya sudah memberikan dasar-dasar dan pemahaman taktik serta strategi kepada para pemain. Setelah Piala Gubernur Kaltim, saya langsung evaluasi tim untuk persiapan Liga 1," tuturnya.(*)
Baca juga: Iwan Setiawan dipecat dari Borneo FC
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Iwan Setiawan didepak karena terlibat konflik dengan suporter tim berjuluk "Pesut Etam". Kasus serupa sebelumnya dialami pelatih bertubuh subur itu saat menangani Persebaya Surabaya pada kompetisi Liga 2 musim 2017.
Di klub "Bajul Ijo", Iwan juga terlibat konflik panas dengan suporter sehingga memaksa manajemen Persebaya mengambil langkah tegas dengan menghentikan kontrak kerjanya di tengah jalan.
Presiden Borneo FC Nabil Husein Said Amin kepada wartawan mengungkapkan bahwa keputusan mendepak Iwan Setiawan demi menjaga hubungan baik antara tim dengan suporter dan telah melalui pertimbangan matang serta evaluasi menyeluruh manajemen.
"Sejujurnya ini berat buat saya, karena kedekatan saya dengan coach Iwan sangat luar biasa. Tapi, di sisi lain saya tidak bisa juga kehilangan pendukung dan masyarakat, karena saat ini saya sedang berjuang agar masyarakat Samarinda bisa mencintai klub ini dengan tulus. Jadi, keputusan yang sangat berat harus saya ambil, demi Borneo FC ke depan nya," ungkap Nabil.
Ketidakpuasan suporter Borneo terhadap kinerja Iwan Setiawan sebenarnya sudah mulai muncul saat tim berjuluk "Pesut Etam" gagal mewujudkan target mempertahankan Piala Gubernur Kaltim 2018, karena hanya finis di posisi keempat.
Puncak kekecewaan suporter ketika Borneo FC hanya meraih hasil imbang tanpa gol pada laga perdana Liga 1 melawan Sriwijaya FC di Stadion Segiri Samarinda, Kaltim, Minggu (25/3) malam.
Para suporter meneriakkan seruan "Iwan out, Iwan out" setelah laga berakhir. Teriakan itu disambut aksi kurang simpatik dari Iwan Setiawan dengan mendekati tribun suporter, seraya mengacungkan jempol dalam posisi terbalik atau ke bawah.
Saat sesi jumpa pers usai pertandingan, mantan pelatih Persija Jakarta itu mengatakan bahwa perlakuan suporter terhadap dirinya sangat tidak "fair", padahal dia sudah memberikan banyak kontribusi kepada tim, termasuk membawa Borneo FC menjuarai kompetisi Divisi Utama 2014 dan Piala Gubernur Kaltim 2016.
"Sebenarnya hasil `draw` dengan tim sekelas Sriwijaya FC itu merupakan hasil yang menurut saya tidak terlalu jelek. Mengingat pertama, Sriwijaya tim yang memiliki persiapan lebih awal. Kedua, Sriwijaya juga tim yang bermaterikan pemain terbaik yang ada di Indonesia," kata Iwan.
Data yang dihimpun Antara mencatat, Iwan Setiawan merupakan pelatih ketiga di Liga 1 yang didepak oleh manajemen klub. Sebelumnya, Madura United memutus kontrak pelatih Gomes de Oliviera dan PSIS Semarang menghentikan pelatih Subangkit.
Baik Gomes maupun Subangkit diberhentikan manajemen klub menjelang kompetisi Liga 1 dimulai. Hasil mengecewakan Madura United dan PSIS di turnamen pramusim Piala Gubernur Kaltim 2018 pada akhir Februari lalu menjadi salah satu pemicunya.
Subangkit dalam perbincangan dengan Antara beberapa saat setelah dipecat pada pertengahan Maret 2018 mengaku kaget dengan keputusan manajemen PSIS Semarang yang sangat mendadak, apalagi sebelum kompetisi Liga 1 dimulai.
Kendati demikian, pelatih bertubuh kekar ini tetap berpikir positif dengan langkah perubahan yang dilakukan manajemen klub, meskipun kecewa karena sebelumnya sudah berkontribusi membawa PSIS kembali promosi ke Liga 1.
"Mungkin PSIS membutuhkan penyegaran dengan merombak pelatih. Sebenarnya kondisi tim sudah lumayan, karena saya sudah memberikan dasar-dasar dan pemahaman taktik serta strategi kepada para pemain. Setelah Piala Gubernur Kaltim, saya langsung evaluasi tim untuk persiapan Liga 1," tuturnya.(*)
Baca juga: Iwan Setiawan dipecat dari Borneo FC
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018