Samarinda (Antaranews Kaltim) - Proses seleksi penjaringan bakal calon wakil wali kota Samarinda yang dilaksanakan DPW Partai Nasdem Kalimantan Timur diharapkan berlangsung adil, jujur, bersih, dan tidak ada intervensi pihak manapun, kata sejumlah pelamar seleksi cawawali tersebut.

Gufron Yusuf, salah satu pelamar yang juga mantan Wakil Bupati Kutai Kartanegara, dihubungi wartawan di Samarinda, Kamis, mengatakan bahwa slogan semangat restorasi yang selalu didengungkan Partai Nasdem harus bisa diwujudkan secara nyata dalam proses politik pada tingkatan manapun, termasuk dalam penjaringan bacawawali Samarinda.

"Jangan sampai semangat restorasi itu hanya sebatas slogan. Bagi kami, siapapun yang terpilih nanti tidak menjadi soal, asalkan memang fair untuk memilih yang terbaik di antara yang sudah baik," ujar Gufron yang menjadi menjadi Wabup Kutai Kartanegara periode 2010-2015.

Gufron menyatakan tertarik untuk mengikuti seleksi yang dibuka Partai Nasdem, karena merasa mampu untuk mengemban amanat dan tugas sebagai wakil wali kota Samarinda.

"Saya punya pengalaman sebagai wakil bupati di Kukar, saya rasa pengalaman itu adalah modal bagi saya untuk mendaftarkan diri di pencalonan Partai Nasdem," katanya.

Partai Nasdem mencari cawawali yang akan diusulkan kepada DPRD Kota Samarinda untuk menggantikan mendiang Nusyirwan Ismail (kader Partai Nasdem) yang meninggal dunia pada akhir Februari 2018.

Senada dengan Gufron, Asisten I Sekretariat Kota Samarinda Hermanto yang juga turut mendaftarkan diri, mengatakan bahwa melihat realita bahwa kader nonpartai lebih banyak ikut berpartisipasi, maka panitia seleksi juga harus objektif dalam memberikan penilaian terhadap para kandidat.

"Kalau memang faktanya nanti kader Partai Nasdem yang lolos tidak masalah bagi kami, yang terpenting pansel objektif dalam memberikan penilaian ," kataya.

Wakil Ketua KONI Kaltim Muslimin yang juga ikut mencalonkan diri menambahkan bahwa semua calon harus mendapatkan porsi yang sama saat seleksi, sehingga bisa menghilangkan pemikiran negatif terhadap dugaan adanya pengaturan calon yang sengaja diloloskan.

"Kami ingin bukti saja, apakah dalam hal ini Nasdem bisa menjalankan komitmennya sesuai dengan slogan dan janji politiknya," imbuh Muslimin.

Sebanyak 11 orang pelamar telah mendaftar sebagai bacawawali Samarinda ke Partai Nasdem selama masa pendaftaran pada 21-23 Maret 2018.

Wakil Ketua Tim Seleksi Bacawawali Partai Nasdem Ismail mengatakan, sebenarnya ada 14 orang yang mengambil formulir pendaftaran, tetapi tiga orang di antaranta tidak mengembalikan berkas hingga pendaftaran ditutup pada Rabu (21/3) pukul 20.00 Wita.

"Dari 11 pelamar itu, sebanyak empat orang merupakan kader internal Partai Nasdem dan tujuh lainnya nonkader. Mereka dari birokrat, mantan pejabat, mantan anggota dewan, dan masyarakat biasa," katanya.

Ke-11 orang pelamar itu adalah Hermanto (Asisten I Setkot Samarinda), Mudiyat Noor (mantan anggota DPRD Kaltim), Dayang Donna Faroek (putri Gubernur Kaltim), Joha Fajal (Ketua Partai Nasdem Samarinda), Saefuddin Zuhri (Bendahara Nasdem Kaltim), Fatimah Asyari (Sekretaris Nasdem Kaltim).

Kemudian, Zulfakar (mantan Sekkota Samarinda dan juga kader Nasdem), Suriansyah (masyarakat), Gufron Yusuf (mantan Wabup Kukar), Muslimin (Wakil Ketua KONI Kaltim), dan Noor Erwani (mantan anggota DPRD Kaltim).(*)

Baca juga: Dua pejabat Samarinda ikut seleksi calon wawali
 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018